Sementara di ruangan lain, Mike tengah sibuk mengotak-atik laptopnya yang menyambung dengan semua cctv yang ada di mansion ini. Matanya menatap jeli pada seorang pelayan yang baru saja masuk ke dapur. Perempuan itu memanggil salah satu pelayan yang sedang mengaduk kopi di pantry lalu membisikkan sesuatu hingga pelayan sebelumnya segera pergi. Perempuan itu lantas mengambil cangkir kopi itu, membawanya kembali ke dapur dengan banyaknya para pelayan lain yang sibuk mengerjakan tugasnya. Bisa Mike lihat pelayan baru itu memasukkan sesuatu dalam cangkir kopi. Serbuk putih?
Mike menyalin video singkat itu. Serbuk putih? Ia akan mencari tahu serbuk apa yang perempuan itu masukkan pada kopi tuannya. Meski ia sudah tahu bahwa jenis racunnya adalah arsenic, tetapi ia tetap ingin mencari tahu. Bagaimanapun tuannya tumbang karena serbuk sialan itu dan Mike tidak bisa diam saja.
Mike mengganti saluran CCTV yang lain begitu melihat pelayan asing itu berjalan ke arah lain. Ruang ganti! Di sana terlihat tubuh pelayan tadi yang mengganti bajunya dengan pakaian santai. Ia bahkan sengaja memperlambat kegiatannya yang membuat Mike agak ragu melihat detailnya. Seolah sudah tau kalau ada kamera pengintai di setiap ruangan tapi ia tampak tak gugup atau takut ketahuan sama sekali.
Mike memicingkan matanya. Ia seperti kenal perempuan itu tapi siapa?
"Tak mungkin mereka tak tau keberadaan wanita ini tapi kenapa pelayan lain juga tak mengenalinya? Atau memang dia sudah hapal tempat tertentu yang dijaga dan tempat para pelayan? Tapi itu mustahil dia bisa lolos dari banyaknya anak buah yang berjaga. Brengsek! Siapa dia sebenarnya?" ujar Mike frustasi. Baru kali ini mansion Lucas terdeteksi keberadaannya. Mungkin orang itu punya alat lebih canggih dengan orang cerdik melebihi Mike? Hah! Mike akan membunuhnya jika tau siapa dia.
Mike meng-zoom layarnya. Sial. Hanya terlihat hidung mancung dan bibir tipis dari samping. Perempuan itu pintar sekali menyembunyikan wajahnya. Membuat Mike ingin segera menghabisinya dengan rasa penasaran yang amat meninggi dikepalanya saat ini.
Perempuan itu mengenakan topi dan memasang headset ditelinganya setelah meloncat dari tembok belakang. Dan ... dimana para anak buah? Kenapa perempuan itu bisa sesantai itu melewati mereka? Sialan!
"Itu memang jalan yang tepat," gumam Mike yang kini kembali mengganti salurannya.
Mike kembali fokus. Perempuan berpakaian kasual itu tak berhenti di sana. Ia merogoh sesuatu di dalam saku celana jeansnya. Ah … ponsel!
Bisa Mike lihat perempuan itu menempelkan ponsel ke telinganya. Hanya beberapa kata yang keluar dari bibirnya lantas segera mematikan sambungan dan membuang ponselnya asal dan pergi begitu saja.
"Hah! Dia sengaja membuang jejaknya?" Mike menggelengkan kepala tak percaya melihat ulah perempuan itu. "Tapi kau pikir kau bisa lari dariku? Jangan harap!"
Mike terus mengotak-atik laptop di depannya. Kini fokusnya beralih pada satu ruangan yang tampak sepi. Di sana banyak anak buah yang terkapar tak berdaya.
"Brengsek! Kenapa mereka semua tak becus? Bodoh!" Mike memarahi mereka yang bahkan tak akan mendengar luapan emosinya saat ini. Jadi, percuma saja.
Mike segera beralih pada ponselnya. Menghubungi seseorang di sana.
"Siapkan mansion pribadi lain untuk, Tuan. Di sini sudah tak aman," ucapnya lalu memutuskan sambungan teleponnya.
Mike segera berdiri dari duduknya. Ia akan melacak keberadaan perempuan sialan itu. Di samping itu, ia harus segera memberi tahu Harry dan Erix untuk menyiapkan semua kebutuhan tuannya untuk segera pindah dari mansion ini.
Mike berjalan cepat menuju kamar Lucas. Yang ada dipikirannya saat ini hanya bagaimana cara tuannya selamat dari buruan orang-orang yang tak berguna. Emosinya tidak bisa ia redam dengan kekesalan yang memburu sebab telah melihat detail kejadian yang terjadi di belakang mereka. Wanita dengan pakaian kasual itu … dia benar-benar mencari mati dengan Mike!
"Mike."
Mike menoleh, ia langsung menampakkan senyum tipisnya melihat gadis cantik nan anggun itu memanggil dirinya saat akan melewatinya. "Ada apa, Nona? Kau butuh sesuatu? Aku sedang ada urusan," ucapnya jujur. Benarkan ia ada urusan? Menyelamatkan nyawa Lucas adalah tugas setiap anak buahnya. Dan Mike adalah anak buah Lucas. Jadi Mike harus segera menyelamatkan tuannya yang dalam bahaya sekarang.
Zoa terdiam sesaat. "Apa tuanmu baik-baik saja? Aku hanya khawatir padanya. Aku tak tau kalau ternyata dia diracuni salah satu pelayan. Aku merasa bersalah padanya," ungkapnya tertunduk lesu. Ia benar-benar tak tau dan Lucas hanya diam saja pagi tadi. Hal ini membuat Zoa merasa bersalah karena menaruh kesalahpahaman terhadap pria itu.
Mike tersenyum. "Jika kau ingin tau. Kau harus menjenguknya sendiri, Nona. Bukankah itu lebih baik?"