Chereads / MAFIA And VEILED GIRL / Chapter 69 - 69. Salam Perpisahan

Chapter 69 - 69. Salam Perpisahan

"Harry apa tuanmu ada di dalam?" tanya Zoa lembut begitu sampai di depan Harry yang baru saja keluar dari ruangan khusus Lucas.

Harry tak langsung menjawab, matanya malah memandang penampilan Zoa dari ujung kepala hingga ujung kakinya yang tertutup. "Kau akan pergi kemana, Nona? Tampilanmu terlalu rapi kalau hanya meminta izin ke taman bunga seperti biasanya."

Zoa tersenyum lebar. "Aku akan pulang, Harry," jawabnya sumringah dengan membayangkan lucu. Tingkahnya sudah hampir sama seperti bayi yang diberikan mainan saking senangnya.

Harry hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Tidak berpikir akan apapun dan menjawab, "Tuan ada di dalam, Nona." 

"Baiklah ... apa aku boleh masuk? Aku hanya ingin mengucapkan terimakasih dan sampai jumpa dengan tuanmu itu sebelum pergi. Bagaimanapun dia telah merawatku dengan baik selama di sini, termasuk dengan semua orang juga dan dirimu, Harry."

Harry tersenyum mendengar penuturan lembut gadis cantik di depannya ini. Tanpa menunggu lebih lama, Harry lantas membukakan pintu dan mempersilahkan nona-nya masuk ke dalam ruangan pribadi tuannya. Mempertamukan mereka berdua setelah beberapa saat tidak saling bertemu karena kesibukan tuannya.

"Silakan masuk, Nona."    

Zoa mengangguk dengan seulas senyum yang ia pamerkan pada harry sebelum ia benar-benar masuk ke dalam ruangan. Kini matanya bisa melihat siluet seorang pria yang tengah duduk membelakangi jendela dengan satu polpen di tangannya. Tidak terganggu sedikitpun dengan suara knop pintu yang terbuka ataupun langkah kaki.

Zoa berdehem sekedar memberitahu keberadaannya pada pria sibuk itu. Hei … ia hampir lima menit berdiri ditempatnya hanya karena menunggu Lucas menanyakan apa maksud kedatangannya tetapi pria itu terlalu fokus dengan kertas dan mencoretkan polpen di atas kertas itu atau mungkin memang sengaja tidak peduli dengan kehadirannya di sini. Pria itu benar-benar menyebalkan.

"Ada apa?" tanya Lucas yang menyadari ada gadis di depan mejanya. Matanya menatap penampilan Zoa yang sudah rapi dengan wajah cerah berhias senyuman.

Sementara Zoa, gadis itu menggigit bibir bawahnya ragu. "Eemm … aku harus kembali. Terimakasih telah menolongku kemarin dan ... terimakasih untuk semuanya," ucap Zoa lembut dengan tangannya mencengkeram tali tas yang menggelantung cantik di pundak kanannya.

Lucas mengangguk mengerti dengan maksud Zoa. Dia gadis baik-baik tak mungkin mau terus berada di sekitar mereka para laki-laki apalagi penuh dengan kejahatan, bukan? 

"Kau yakin? Di luar sana masih banyak yang mengincar kematianmu selain Iko," ucap Lucas. Bukan… bukan ia bermaksud mencegah kepergian Zoa dari kehidupannya. Hanya saja ia tak yakin gadis itu akan bisa lari lagi dari orang-orang suruhan ayah tirinya mengingat Iko sudah tak lagi di sampingnya. 

"Aku tau, tapi aku juga tak mungkin terus berada di sini. Rumahku adalah tempatku kembali, jadi apapun resikonya nanti aku akan tetap kembali ke rumahku sebab aku juga masih memiliki keluarga."

Lucas terdiam. Gadis itu memang benar tapi entah mengapa ia ingat sesuatu tentang permintaan Iko. Ia tak mungkin membiarkan gadis ini sendiri lagi setelah ia berjanji pada teman laki-laki gadis itu. Ah … menyebalkan sekali menjadi orang yang tidak bisa mengingkari janji sepertinya.

"Baiklah ... tak ada untungnya juga kau terus berada di sini," ucap Lucas tak acuh. Ia sengaja menyibukkan dirinya lagi dengan kertas-kertas di mejanya tanpa memperdulikan Zoa yang masih ada di depannya.

Zoa tersenyum. Lucas memang manusia batu, jadi wajar jika hanya ucapan tak acuh yang keluar dari mulutnya dan terkesan tak peduli bahkan menyakiti. Apalagi ia hanya pendatang baru dalam kehidupannya.

"Sekali lagi, terimakasih telah menolongku Tuan Lucas yang menyebalkan," ucapnya lagi dengan terkikik geli dengan gelar panggilan yang ia lontarkan pada Lucas lalu berbalik ingin pergi.

Apa? Menyebalkan? dari mana gadis itu memvonis dirinya menyebalkan kalau ia hanya beberapa hari tinggal bersama Lucas, bahkan mereka sangat jarang bertemu. Lalu?

"Ucapan selamat tinggal yang buruk."