Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

12:12 = 1

Dandi_Terbang05
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.3k
Views
Synopsis
Sampul gaada hubunganya sama cerita, cuma males bikin sampul aja. Padoruuuuu. Synopsis: Adya mencintai dua belas orang disaat yang bersamaan, kini ia berencana untuk menembak kedua belas perempuan itu secara berurutan, namun bahkan dia tak mengerti bagaimana cara menembak perempuan dengan benar, jadi bagaiman Adya menembak kedua belas perempuan itu?
VIEW MORE

Chapter 1 - 1 sama dengan sama.

12:12=1

Angka dua belas kini selalu berputar dipikiranku, Angka yang sekarang sangat membuatku ingin meuju masa depan dan ingin tahu siapa perempuan yang bersamaku nanti.

Detik jarum jam Persis berdenting keangka Dua belas yang menunjukan waktu pulang sekolah. Bergegas keluar Aku langsung mengatakannya dengan berani dan tanpa pikir panjang menuju meja duduknya dan….

"Aku mencintaimu! Sejak 12 Tahun lalu sampai sekarang Aku mencintaimu!"

Saat melihat wajahnya yang kini memerah dan kacamatanya yang membias Aku memalingkan wajahku kesamping, yang pastinya karena malu.

Dan saat aku membalik wajahku, Sebuah tendangan Datang kearah Wajahku dan dalam satu detik Aku mengingat Teknik Balchagi yang pernah kurasakan Dua belas tahun lalu….

Aku bermimpi Saat kecil Aku selalu memeluk Kia dari belakang saat kelas satu dan dia selalu Menendang dan memukulku setelah itu, tapi setelah pulang dia selalu memaafkanku tapi besoknya aku mengulangi hal yang sama terus menerus selama satu tahun.

Namun saat tahun terakhir kelas satu SD kami, Aku tak pernah melihatnya lagi dikelas dua… Kurasa Aku benar-benar lupa bagaimana Selanjutnya hubunganku dengannya, Dan kuingat samar-samar Waktu dihari Akhir Kami pulang Bersama Aku memeluknya lalu mengangkatanya dari belakang lagi dan lalu mencium bibirnya, setelah itu kurasa… Ya! Dia menendangku dengan balchagi lalu menangis dan kabur, hanya itu ingatan Terakhir kia dan Aku.

"Haaaaaaah!" Aku bangun di Uks Sambil melihat Kia duduk tercengan melihatku bangun,

"Kiaaaa!"

"Hah! A-apa?"

"Jadi bagaimana jawabanmu?"

"Tentang itu ya… Hmmm Maaf Aku tidak bisa menjawabnya."

"ke-kenapa?!"

"karena kau aneh."

"Be-begitu ya… ." Aku hendak berlari keluar karena tak kuasa menahan rasa malu, Tapi saat melihat wajahnya sebentar Aku berhenti dalam bias wajahnya.

"Tu-tunggu. A-apa maksudmu yang sebenarnya melakukan hal itu." Kia mengatakan itu saat Aku berhenti di dekat pintu.

"Aku ingin menyatakan perasaanku pada sebelas orang lagi. Aku tak kuasa menahan rasa maluku, Tapi sepertinya Aku masih mencintai mereka berdua belas."

"Heeeeeeeh, Sampah juga dirimu ya…."

"Bu-bukan begitu biar Aku jelaskan, Bagaimana kalau kita bicarakan diluar saja?"

"O-oke…"

Kami berdua pun berbicara dibawah pohon rindang didekat Ruang klub sekolah.

"Jadi begini kia, Disetiap tahun kelasku dari mulai SD Aku entah kenapa tiba-tiba dan merasa jatuh cinta pada perempuan yang dekat denganku saat itu. Tapi pada akhirnya aku tak mengerti sebenarnya apa yang ingin Aku lakukan pada mereka saat aku mencintainya. Jadi sekarang kurasa aku mengerti, Aku harus menembak mereka. Apapun jawabannya aku harus terima, karena Itu adalah konsekuensiku dalam hal waktu dan kebodohanku. Sekarang Ini adalah saat yang tepat dimana aku bisa menjadi diriku yang membuat diriku bahagia. Itu dia."

"Ba-baik, Sebagian aku mengerti… Ta-tapi rasanya kau cukup aneh dalam beberapa hal, misalnya dalam perasaan. Jadi saat ini kau mencintai dua belas orang disaat bersamaan?"

"Yap benar sekali! Dan kau adalah orang yang pertama kali Aku cintai."

"Ah maaf. Jadi sekarang aku mengerti intinya. Aku pergi dulu."

"Tu-tunggu Kia."

"Apa?"

"Maukah kau membantuku, kau kan ekstrovert dan paling pintar disekolah kurasa, jadi aku ingin kau membantuku dengan kepintaranmu."

"Hahhhhh… Kau ini cukup bangsat ya? Bagaiman bisa-bisanya kau meminta bantuan pada orang yang telah kau tembak untuk menembak sebelas orang lain tanpa ragu, Kau memang benar-benar aneh."

"Eh, bukannya kau sudah menolak ku? ."

"tentang itu... Ahh Pokoknya aku gak akan membantumu, karena itu memalukan."

"

Aku melihat kesamping dan melihat Ada rung klub yang masih kosong.

"Bagaimana kalau kita buat klub matematika? Ya itu hanya pemyamaran untuk itu, Kia kan wakil Osis jadi kurasa kita bisa dengan mudah membuat klub tanpa harus banyak syarat. Bagaimana?"

"Penyalahgunaan kekuasaan ya… Boleh juga, akan kulakukan. Menjadi cukup menarik ya sekarang. Hahahahahahaha." Sekarang kulihat Kia sudah berubah kepribadian seprti orang gila yang bahagia kurasa…

"Hehehehe."

"Jadi besok Adya, besok kita akan langsung membuat rencananya. Kau tinggal siapkan mental saja."

"Baik ketua Kia!" Aku melakukan hormat padanya.

"Bagus."

"Ki-kia!"

"Ya?"

"Mau pulang Bersama?"

"Tak ada masalah, Ayo."

Aku melihatnya dari belakang, seperti saat dulu Aku melihatnya berjalan mendahuluiku lagi saat melangkah. Dan dimana Aku ingin selalu memeluknya dari belakang. Dan tak akan aku lakukan lagi saat ini, itu bisa membuatku TKO lagi….