Hana dengan segera mengusap air matanya yang jatuh membasahi buku yang tengah ia pegang.
"A-aku tidak boleh menangis," ucap Hana sambil mengusap pipinya.
Ingatan nya yang kembali pada kejadian kala itu, kembali membuatnya menangis dan mengingat kekasih nya yang begitu hancur.
Seperti yang ia ucapkan, hari itu seharusnya menjadi hari terbaik dan membanggakan bagi Jun kekasih nya.
Karena ia ingat betul, bagaimana Jun yang selalu mengatakan kepada nya betapa excited nya Jun yang ingin memperlihatkan lukisan nya kepada kedua ayah dan ibu nya.
Jun bahkan menelpon nya saat tengah malam, karena ia yang tidak dapat tertidur dan merasa sangat gugup.
Jun mengatakan kepadanya kalau, ia merasa sangat gugup akan hari esok. Yakni hari pameran lukisan itu akan di adakan.
Hana ingat akan semua hal itu.
Namun sekali lagi takdir berkata lain. Merubah senyuman pada wajah Jun menjadi tangisan yang sangat memilukan.