Dua hari telah berlalu, semenjak pemakaman putra pertama keluarga Hamada.
Suasana di mansion itu juga masih diliputi akan kesedihan dan rasa kehilangan atas kepergian putra pertama keluarga Hamada.
Biasanya di jam-jam begini, sudah terdengar suara tawa dari halaman belakang mansion karena dua putra keluarga Hamada yang sedang bermain.
Juga terdengar suara teriakan Sahi yang mengadu karena kakak nya yang
terus-menerus mengganggu nya.
Tapi sekarang tidak ada lagi, yang terdengar hanya keheningan dan raut wajah kesedihan pada setiap orang yang ada di mansion itu.
Terlebih lagi putra kedua keluarga Hamada. Yakni Hamada Sahi, yang sedang duduk termenung di dalam kamar nya.
Ia duduk di pinggir ranjang nya, membiarkan kedua kaki mungilnya menggantung di pinggir ranjang itu.
Tok... tok... tok...
"Tuan Sahi... aku mohon untuk makan lah sedikit saja," ucap wanita dari balik pintu itu.
Tok... tok... tok...
"Tuan Sahi..." panggil wanita itu kembali.
