Chereads / Monárch / Chapter 70 - Chapter 69 - Love

Chapter 70 - Chapter 69 - Love

Mrmhh...?

Saatnya mengusap matanya dengan ekspresi bingung.

"Aku menangis?"

Kenapa?

Apakah aku terluka-?!

Benar, Aku terluka!

Satanya membuka matanya dan berusaha untuk bangkit, namun ada sesuatu yang menahannya.

Selain itu apa yang dia lihat sekarang juga sangat aneh, dia berada di tempat yang gelap, tapi itu tidak benar-benar berarti karena Satanya memiliki night vision.

Lalu bau ini.. rasanya tidak asing.

Satanya mengenali bau itu, namun untuk lebih meyakinkan, dia mengangkat kepalanya dan melihat wajah di atasnya.

"…."

Poof!

Dalam sekejap wajah Satanya menjadi merah seperti tomat.

Satanya merasakan sentuhan hangat di punggung dan beberapa bagian tubuhnya, dia tidak membutuhkan seorang ahli untuk memberitahunya bahwa itu Vainz.

A-Apa yang terjadi?!

Satanya dengan gugup berusaha bangkit, namun tangan Vainz justru semakin menahannya.

Nghhh~

Bau tubuh Vainz yang terus masuk ke hidungnya membuat kepalanya yang panas berputar.

Satanya menyentuh dada bidang di depannya.

Ini.. tubuh tuan Vainz?!

Seperti yang dia duga, tubuh itu hangat.

Tidak seperti kulitnya, kulit Vainz terasa agak kasar namun hal itu sama sekali tidak mengganggunya.

Satanya terus menggerakkan tangannya, membiarkan jari-jari kecilnya menari di atas dada pria itu, ke kanan dan kiri.

Namun saat dia mencoba melihat kebawah, Satanya tidak bisa menahan dirinya agar tidak mengerutkan alisnya.

Vainz tidak benar-benar telanjang, dia hanya mengenakan kain tipis untuk menutupi bagian bawahnya.

Bagian bawahnya..

Dengan sedikit usaha, Satanya akan bisa melihat simbol seorang pria yang sekarang masih tersembunyi.

Berbagai gambar-gambar aneh mulai bermunculan dan memenuhi kepalanya.

Tidak-tidak.. hentikan itu!

Namun sekeras apapun dia mencobanya, fantasi liarnya hanya menjadi-jadi.

Kepalanya berputar cepat, wajah dan tubuhnya mulai memanas.

Ngggggg~

Namun sebuah pertanyaan yang tiba-tiba melintas berhasil menghentikan itu semua.

"Kenapa aku tidak memakai pakaian apapun?!"

Sebuah memori hitam melintas di kepalanya.

Itu seperti menyiramkan air es ke atas api yang sedang berkobar hebat.

Ketakutan, rasa jijik dan amarah bercampur menjadi satu, membuat ekspresi gadis itu terlihat sangat rumit.

Satanya menggertakkan rahangnya.

Dia tidak tahu apa yang benar-benar terjadi, namun otaknya dengan cepat membuat sebuah kesimpulan yang bisa dia percaya.

"Semua pria itu.."

Satanya mengepalkan tangannya dan meninju Vainz dengan mata yang basah.

Satanya yakin bahwa Vainz masih tertidur, dia juga sangat yakin pukulannya tidak sekuat itu hingga bisa menyakiti dan membuat Vainz terbangun.

Namun suara lucu yang keluar dari pria itu saat pukulan itu mengenainya membuat Satanya mengerutkan dahi.

"Anda sudah bangun Tuan Vainz?"

Kata-kata yang Satanya gunakan terdengar seperti biasanya, sangat sopan, namun nada yang dia gunakan tidak seperti itu.

Suara yang dalam dan tajam diarahkan pada Vainz yang baru saja memutar kepalanya ke arah lain.

Keheningan menguasai Earth Bunker itu.

Bahkan setelah beberapa menit tidak ada satupun dari mereka yang membuat suara apapun.

Hal itu membuat ide-ide negatif di dalam kepala Satanya menjadi semakin liar.

Mungkin karena menyadari hal itu, Vainz perlahan membuka matanya dan melihat Satanya yang menundukkan kepalanya.

"B-Baru saja.."

"Apa yang kau lakukan padaku!?"

Suara tajam dan penuh kemarahan yang segera meresponnya itu membuat Vainz bergidik.

"S-S-Sepertinya ad-ada kesalahpahaman.."

Vainz membuka mulutnya, menceritakan semuanya dari awal dengan suara yang masih bergetar.

Dia tidak yakin apakah Satanya benar-benar mengerti penjelasannya yang agak berantakan.

Namun melihat bagaimana Satanya yang menghela nafas lega setelah penjelasannya selesai, Vainz yakin bahwa gadis itu sudah benar-benar mengerti.

"Dengar Satanya.., aku tidak yakin bagaimana kau mengartikan hal itu.. tapi..."

Mengingat Satanya dari lantai yang menjijikan itu, dia mungkin tidak mendapatkan Sex-Ed yang benar.

Aku akan menggunakan 20 tahun pengalaman hidupku sebagai seorang pekerja biasa untuk menekankan beberapa hal!

"Bagiku hal itu hanya bisa dilakukan oleh orang yang saling mencintai."

Benar!!

Aku berhasil menahan diriku agar tidak membuang keperawananku hanya untuk bersenang-senang.

Karena hal itu hanya bisa dilakukan oleh mereka yang saling mencintai!

Mungkin ini terdengar sangat naif dan payah, namun ini adalah prinsip seorang pria sejati!!

"Aku tidak akan melakukan hal itu bahkan dengan wanita tercantik sedunia sekalipun jika aku tidak-"

"-Apakah Anda mencintaiku tuan Vainz?"

"…"

Vainz kehilangan kata-kata.

Hei-hei!!

Bagaimana pembicaraan ini bisa berbelok seperti ini?!

Seharusnya kau cukup diam dan mendengarkan nasehat dari pak tua ini!

Tunggu-tunggu... Aku mencintai Satanya?

Apakah aku-wait-wait-wait-wait-wait!!!

Kenapa dia menanyakan hal itu?

Apakah dia-

"-…jadi anda membenciku tuan?"

Pertanyaan lain datang dengan suara yang lirih.

".. Tidak! Bagaimana aku bisa membencimu!"

Vainz mengatakan kalimat itu dengan nada keras, dia memeras kata-kata itu dari Otaknya yang belum selesai memproses pertanyaan pertama Satanya.

Aku tidak membencinya!

Bagaimana mungkin aku bisa membenci Satanya!

Aku sangat mencintai-Eh?

Aku tidak membenci Satanya kan?

Aku tidak membencinya, tapi aku juga tidak mencintainya kan?

Aku.. lalu aku menganggap Satanya sebagai apa?

Keheningan menguasai Earth Bunker untuk yang kedua kalinya, tidak ada yang membuat gerakan maupun suara.

Baik Vainz maupun Satanya sedang sibuk dengan pemikiran mereka sendiri.

...sebelumnya aku tidak benar-benar menganggap skill ini berguna, memikirkan dua hal secara bersamaan.. rasanya tidak buruk.

Vainz untuk pertama kalinya memanfaatkan skill itu, membagi otaknya menjadi dua, memikirkan dua hal.

Bagaimana perasaannya pada Satanya.

Dan, kata-kata yang tepat untuk dia gunakan sebagai permintaan maaf.

Yosh!

Aku yakin kata-kata ini bagus!

Untuk sekarang.. lupakan saja masalah itu, aku akan meminta maaf dan kembali tidur!

"Aku minta maaf.. "

Vainz mengucapkan kata-kata itu dengan suara yang rendah dan berat.

Ho-Oh!

Itu bagus!

Tetap pertahankan Vainz Michaelist!

"Jika tadi aku tidak menyuruhmu pergi bersama para Skeletal itu, kau pasti tidak akan terluka."

Suaranya menggema di tempat itu untuk beberapa saat sebelum akhirnya lenyap di udara kosong.

Beberapa menit berlalu tanpa ada respon apapun dari Satanya.

Karena gadis itu terus menunduk sejak awal, Vainz tidak bisa melihat ekspresi apa yang dibuat Satanya saat ini dan hal itu membuat Vainz semakin gugup.

Ayolah!

Katakan sesuatu!

Jan-

"..tidak membenciku.. tidak mencintaiku.. lalu apa?"

-Oh ayolah!

Aku memang memintamu untuk memberikan respon, tapi jangan pertanyaan!!!!!

FUCK!

Calm down… calm down!

Ayo pikirkan, pikirkan sesuatu…!

..

.....mmrrrrrmmmhhhhh!!

Yup.

Aku tidak bisa memikirkan apapun!

"Maaf.. aku tidak tahu.."

Vainz mengucapkan kalimat itu dengan suara yang lirih, mirip seperti berbisik.

Vainz mendengar Satanya menghembuskan nafas yang sangat berat, gadis itu sekarang menggunakan dua tangannya untuk menusuk-nusuk sela-sela di antara rusuk Vainz.

Itu geli!

Tidak-tidak, dengan suasana seperti ini... Image ku akan hancur jika aku tertawa!

Jangan tertawa… [Forbearance] …!

Vainz menahan dirinya sekuat mungkin agar tidak tertawa.

"Aku tidak yakin.. kau sangat penting bagiku.. tapi aku tidak tahu apakah itu sebagai anak, kekasih, rekan ataupun teman."

Benar.

Aku tidak tahu!

Aku tidak pernah benar-benar memiliki hubungan dengan seorang wanita sebelumnya, aku hanya berurusan dengan mereka jika ada urusan pekerjaan.

Karena itu aku benar-benar tidak tahu!

Tapi, aku yakin akan satu hal!

Vainz menambah kekuatan di lengan-lengannya, mencoba menarik Satanya lebih dekat.

"Aku hanya.. sangat menyayangimu.."

Vainz menarik Satanya lebih dekat.

Karena perbedaan tinggi mereka, Vainz harus menunduk untuk bisa meletakkan kepalanya di bahu Satanya.

Vainz berpikir bahwa apa yang dia lakukan saat ini sudah keterlaluan, namun dia tetap mempertahankan posisi itu.

Dia sudah bersiap untuk melepaskan gadis itu jika dia marah, namun Satanya tidak marah, dia tidak melawan, sebaliknya Satanya juga menggunakan tangannya dan mendekapnya.

Hangat…

Vainz membuat seringai kecil dan perlahan-lahan melepaskan kesadarannya..

"Aku mencintaimu bodoh.."

Satanya mengatakan kalimat itu dengan suara yang sangat lirih hingga hanya dia yang bisa mendengarnya.