Saat ini mereka masih terpisah, Sasya menatap Sharon dan anaknya yang masih tidur. Ibu muda tersebut mengusap kening Sharon. "Tidak panas, syukurlah demamnya sudah turun." Gumannya. Semalam Sharon dan Wei putranya mengalami demam.
Beruntung pagi ini demam mereka turun.
Sasya berjalan menuju belakang gubuk. Semalam juga turun hujan, cukup lebat. Sasya melihat ember terisi penuh oleh air hujan.
"Air hujan sih, tapi mending lah dari pada air laut." Gumam Sasya.
Ia membasuh wajahnya dengan air. Kemudian menyisir rambutnya dengan jari.
"Sharon bangun." Ujarnya sambil menggoyangkan tubuh Sharon.
Wanita yang lebih tua darinya itu terbangun. "Sya.." suaranya serak. Sharon merasa tenggorokannya sakit.
"Kamu bangun dulu, aku mau keluar sebentar mencari bantuan." Ucap Sasya dengan senyuman.
Sharon menggelengkan kepalanya. Ia tidak setuju jika Sasya pergi sendiri. "Biarkan aku menemanimu juga." Ujarnya dengan nada tegas.
Namun tatapan mata Sasya teralih pada Wei.