Aku mau kita dateng keacara pernikahan mereka, Bryan." Sasya menatap lekat wajah suaminya.
Pria itu terdiam, Bryan tidak menduga sama sekali. Kalau putera dari keluarga Prayoga akan datang secara langsung kerumahnya. Hanya untuk mengundang istrinya ke acara pernikahan mereka. Bibir Bryan terkatup, entah rencana apa lagi yang mereka buat untuk istri mungilnya ini.
Sasya menggigit bibirnya, mungkin permintaannya kali ini agak menyusahkan Bryan. Sehingga membuat suaminya itu terdiam cukup lama.
"Jika, kamu gak mau. Aku gak papa kok Bryan. Aku gak maksa kamu, mungkin kamu capek. Mending kita istirahat aja." Sasya mengalihkan tatapan matanya. Agak kecewa dengan sikap Bryan.
"Siapa yang bilang tidak mau?" Bryan mendekap istrinya. "Aku sedang berpikir, apakah aku memiliki jadwal yang padat atau tidak." Bryan mengusap kepala istrinya.
"Sudah, jangan kebanyakan mikir yang tidak-tidak. Kita akan kesana bersama Lian dan calon istrinya."