Chereads / Tales of Xinadia / Chapter 2 - Chapter 1

Chapter 2 - Chapter 1

Bangsawan mereka adalah orang-orang yang memiliki harta dan menganggap bahwa merekalah puncak dari kekuasaan. Entah dari ras manapun kebanyakan dari mereka memandang rendah orang lain dan menganggap dirinya sebagai tuan dan orang lain pelayannya. Bahkan mereka menciptakan sebuah sistem penggolongan untuk setiap kerajaan maupun kota. Hal itu dilakukan agar mereka tak menjadi satu dengan orang yang lebih rendah dari mereka secara sosial maupun ekonomi.

Apicem merupakan tingkat tertinggi bagi sebuah daerah, kebanyakan berisikan bangsawan. Magnum, Tingkat tertinggi kedua dari sebuah daerah, biasanya berisikan beberapa bangsawan kelas atau menengah dan rakyat kecil. Moderatus, Tingkat ketiga dari sebuah daerah, biasanya berisikan satu sampai tiga keluarga bangsawan kelas menengah atau bawah dan rakyat kecil. Parvus merupakan tingkat keempat sebuah daerah, dimana hanya berisikan satu keluarga bangsawan dan rakyat kecil.

Lalu yang terakhir, Longus yaitu tingkat paling bawah dari sebuah daerah, biasanya dihuni oleh penduduk asli dan rakyat kecil. Daerah itu masih dikuasai oleh para bangsawan kuno. Terlebih mereka yang tinggal disana menyukai kesederhanaan dan hidup bersama alam. Hal itulah yang membuat bangsawan lain menganggap mereka rendah dan tak setingkat dengan mereka.

Walaupun begitu terkadang wilayah tingkat Longus berisikan para petualang yang ahli dan berada ditingkatan lebih tinggi dibandingkan ksatria agung maupun ksatria suci. Hal itu dipengaruhi oleh kuatnya warisan berupa sihir maupun teknik senjata dan beladiri. Sehingga para bangsawan lain sering mencari calon prajurit elit dari sana. Walau begitu cukup sulit untuk dipekerjakan karena konflik antar keduanya.

Disebuah tempat kecil antah berantah bernama Separatam, terdapat sebuah mansion kecil. Mansion itu ditinggal oleh seorang anak bangsawan tanpa nama yang sering dipanggil Pangeran. Orang itu memiliki temperamen, sifat, kelakuan yang buruk bahkan lebih buruk dari kebanyakan bangsawan lain. Dia hanya dilayani oleh satu asisten khusus dan empat pelayan disana.

Bangsawan itu sendiri diasing di tempat kecil karena keburukannya. Bahkan para rakyat yang tinggal di daerah kekuasaannya tidak menyukainya. Pengunduran diri seorang pelayan dari tempat itu pun bukan hal yang jarang, apalagi jika dilihat dari tindak kekerasan dan seksual dari bangsawan itu. Namun ada satu asisten yang tetap setia padanya.

Nightingale, seorang asisten perempuan dari bangsawan itu. Dia telah sepuluh tahun mengabdi dan tak pernah mengajukan surat undur diri. Perlakuan kasar yang sering dia dapatkan pun bukan apa-apa bagi kesetiaannya. Saat yang lain pergi dan dia yang akan tetap disana sampai akhir.

Suatu malam Pangeran masuk ke kamarnya dengan suasana hati yang kesal. Dia mendapati jika gadis yang dia sukai menikah dengan bangsawan lain. Tak disangka Nightingale datang dengan membawakan teh hangat. Dengan amarah cangkir itu diambilnya dan dilemparkan tepat di dahi Nightingale.

Cangkir itu pecah dan Dahi Nightingale sobek karenanya. Walau begitu dirinya tetap bersenyum sambil mengambil serpihan cangkir. Tak cukup dengan yang tadi, Pangeran menginjak tangannya dan menggerusnya tepat di tempat serpihan cangkir. Dia juga mencaci makinya saat itu.

Setelah merasa sedikit tenang, dimengusurinya dan Nightingale pergi dengan darah di tangan dan wajahnya. Pangeran pun berbaring di kasurnya dan mencoba untuk tidur. Disaat tertidur, cahaya muncul disekujur tubuhnya dan membentuk aliran sihir. Keesokannya cahaya itu menghilang dan dia terbangun.

Dirinya segera berjalan menuju ke cermin. Beberapa kali dia memperhatikan wajah dan tubuhnya.

"Wujudku sekarang benar-benar tampak seperti orang bodoh yang kurus." keluhnya.

"Sial, Kepribadian buatanku rupanya gagal dan menjadi tidak karuan."

Setelah itu dirinya membuka telapak tangannya dan muncul cahaya biru berbentuk selembar kertas. Dikertas itu berisikan banyak informasi dirinya dan berbagai hal.

"Sepertinya tubuh ini kembali berumur tujuh belas tahun, namun apa-apa dengan kemampuanku saat ini?"

Tampak dikertas tadi bahwa dia memiliki banyak kekurangan dari banyak segi. Kemampuan sihir pun berada ditingkatan rendah. Bahkan dia hanya memiliki sepuluh persen talenta penyihir. Hal itu membuatnya menghela nafas dengan panjang.

Dirinya dahulu adalah seorang penyihir dan memulai hidup baru. Sialnya kehidupan barunya telah merenggut keahlian sihirnya.

"Mau bagaimana lagi, ini juga kesalahanku karena memakai kepribadian buatan yang rusak itu." batinnya.

Merasa pakaian yang dipakainya tak terasa nyaman dan panas, dia membuka lemari untuk mencari baju lain. Namun lemari itu hanya berisikan pakaian yang sejenis bahkan ada yang tampak terlalu mewah. Karena itu dia pun berjalan menuju kamar asisten pribadinya untuk meminjam pakaian pelayan. Setelah menemukan kamarnya, diketukan pintu itu.

Saat asisten tadi membukanya seketika beberapa ingatan masuk ke kepalanya. Dirinya ingat bahwa asisten itu terluka oleh ulahnya. Karena itu dia meminta maaf sambil mengelus bagian yang terluka. Nightingale menjadi terkejut dan aneh karena tindakan majikannya.

Orang yang jahat sepertinya bisa meminta maaf, bahkan pada seorang pelayan.

"Pangeran, apa anda baik-baik saja?" tanya Nightingale dengan nada khawatir.

"Aku baik-baik saja, namun keadaanmu yang harus diprioritaskan sekarang," katanya sambil menunjukkan wajah menyesal.

"Ini bukan apa-apa."

Dengan cepat Dia berlari mengambil kotak obat di kamarnya dan membawanya ke kamar Nightingale. Dengan lembut diolesnya obat itu, bahkan sesekali dia menanyakan apa itu terasa sakit. Setelah selesai mengoles obat dia kembali membalutnya dengan perban.

"Pangeran, saya rasa ini sedikit berlebihan."

"Tidak, ini tidak berlebihan apalagi bagi perempuan cantik yang baik hati sepertimu," balasnya dengan nada lembut dan tatapan hangat.

Seketika wajah Nightingale menjadi merah dan jantungnya berdetak lebih cepat. Segera dirinya menarik kembali tangannya dan berbalik. Dia pun menanyakan pada majikannya asalan menghampiri kamarnya diwaktu yang sangat pagi. Laki-laki itu pun ingat dan memintanya untuk menyiapkan satu set pakaian pelayan yang ada.

Walau penasaran Nightingale tetap menurutinya dan menyiapkan pakaiannya. Setelah tersiapkan, laki-laki itu kembali ke kamarnya dan memakainya. Dia merasa lebih nyaman memakai pakaian itu dibandingkan pakaian bangsawan yang terlalu tebal dan berat.

"Nightingale, bagaimana penampilanku sekarang?" tanya laki-laki itu sambil memperlihatkannya pada Nigtingale.

Melihat majikannya memakai pakaian pelayan sontak membuatnya terkejut. Dia begitu panik dan meminta untuk mengganti pakaian yang dipakai. Namun laki-laki itu tetap memakainya dan menolak untuk mengganti pakaiannya. Itu dikarenakan bahan pakaian pelayan yang ringan dan mempermudahnya bergerak saat bertarung.

Ingat bahwa tubuhnya kini berada dikondisi yang buruk. Laki-laki itu mulai rencana pembentukan badannya. Dia memulainya dengan Berlari mengelilingi mansion beberapa kali, namun baru dua putaran dan dia kelelahan.

"Astaga, tubuhku saat ini benar-benar rusak!" keluhnya.

"Pangeran, saya mohon anda beristirahat meminum ramuan pemulih ini," kata Nightingale sambil memberikan segelas air berwarna hijau.

"Walau rasanya pahit tapi ini bagus untuk memulihkan tenaga," lanjutnya dengan nada ketakutan.

Laki-laki itu tanpa ragu langsung meminumnya dan benar tenaganya pulih kembali. Nightingale pun keheranan karena majikannya yang hanya mau memakan atau minum sesuatu yang berkelas sekarang meminum ramuan pahit. Setelah pulih dia kembali melanjutkan larinya sampai sepuluh putaran dan berlatih yang lain. Walau tubuhnya kesakitan dan terasa berat namun laki-laki itu tetap terus bergerak.

Waktu terus berlalu dan tiga bulan berlalu begitu saja. Seperti biasa saat pagi hari laki-laki itu berolahraga sambil ditemani Nightingale. Sesaat dia melihat pantulannya di kolam air mancur. Tubuhnya kini lebih berisi dan tampak gagah.

"Akhirnya, setidaknya ini hampir mirip diriku dulu walau tampak lebih pendek." katanya.

Setelah selesai berolahraga dia pun mandi untuk membersihkan badannya dari keringat. Disaat ingin memakai pakaiannya dia terkejut dengan kemunculan stigma di tubuhnya. Stigma itu menjalar dari pundak kiri sampai perutnya. Sesekali stigma itu bercahaya putih terang dan meredup setelahnya.

"Yang benar saja, bukankah ini Stigma dari eksperimenku, kenapa sesuatu yang harusnya tersegel dalam batu suci bisa ada ditubuhku?"

"Entahlah namun pasti ini berpengaruh pada statusku, Paper of Saga!"

Sihir berbentuk kertas itu kembali muncul dan memperlihatkan keadaannya saat ini. Stigma itu memperkuat talenta sihirnya sebesar sepuluh persen dan memberikan kemampuan mata ajaib. Kemampuan itu memiliki nama Eye of Horus yang memberikan padangan tak biasa.

"Eye of Horus, aku rasa ini akan sangat membantu dalam menyelesaikan misiku."

Alasan utama dirinya memundurkan umurnya dan terlahir kembali adalah untuk mencegah kehancuran dunia. Dahulu dia pernah membaca sebuah buku ajaib yang mencatat sebuah tragedi di masa depan. Kehancuran dunia dan kemunculan sosok-sosok penghancur. Mereka adalah sosok yang dipimpin oleh wujud asli Kehancuran dan entitas abnormal dari dunia lain.

Ragnarok adalah nama dari entitas abnormal itu. Tidak jelas asal usul mereka namun identitas orang-orang yang menjadi Ragnarok tertulis didalam buku. Dan laki-laki itu telah menemukannya satu saat ini. Nightingale adalah orang yang akan menjadi salah satu Ragnarok dan menghancurkan dunia.

Namanya saat menjadi entitas tersebut adalah Ragnarok of Beast. Entitas abnormal yang memiliki insting mahkluk buas dan bisa memanggil roh buas kuno. Layaknya mahkluk buas, dia menyerang siapapun dan tidak bisa membedakan kawan atau lawan. Dia juga dianggap pedang bermata ganda oleh sang kehancuran sendiri.

Untuk mencegah para Ragnarok mengikuti jejak kehancuran, laki-laki itu membuat katalis berbentuk cincin untuk menyegel mereka. Namun dia tak ingin mengekang mereka dan memilih merubah mereka menjadi sosok lain. Maka terciptakan sihir bernama Spirit Maker dan menyesuaikan kembali katalisnya.

"Rings of Solomon, aku harap mereka bisa bekerja dengan baik," gumamnya sambil memperhatikan salah satunya.

Tidak lama kemudian Nightingale mengetuk pintu kamarnya. Karena terlalu fokus dengan pikirannya, laki-laki mengijinkannya masuk. begitu Nightingale masuk dia terdiam seribu bahasa melihat majikannya yang tanpa sehelai kain. Sontak dia panik dan segera kabur dari sana.

"Sepertinya aku harus lebih fokus jika berbicara dengan seseorang," kata laki-laki itu sambil melihat ke bawah.

Saat mencari pakaian yang ingin dipakai, dia menyadari bahwa pakaian yang dipinjamkan dari Nightingale telah tak muat. Karena itu dia hanya memakai celana berjubah tanpa atasan. Begitu selesai berpakaian dirinya pun keluar. Melihat majikannya berpakaian seperti itu membuat Nightingale terkejut lagi.

Laki-laki itu menuju ruang kerja di mansion miliknya. Dengan segera dia membongkar dan menggambil berbagai dokumen yang ada. Diantaranya terdapat peta Benua besar Zetria dan daftar kerajaan yang ada disana. Dengan Eye of Horus dan Paper of Saga dia menyalin apapun yang penting didalam kepalanya.

Yang dia tahu kalau sang Kehancuran akan bangkit sekiranya tiga tahun setelah hari ini. Dia juga mencatat keperluan dan persiapan yang dibutuhkan untuk mencari para Ragnarok lain. Dirinya berniat akan meninggalkan mansion ini setelah merasa semua sudah siap.

"Jika aku lihat lebih teliti tempat ini berada wilayah Parvus karena berdekatan dengan kota tingkat empat, Geillon."

Geillon merupakan kota yang berada di tengah hutan malam Teiri. Kota itu sendiri merupakan kota berkedaulatan yang berarti berdiri sendiri, juga setingkat dengan sebuah kerajaan. Walau begitu tempat itu merupakan kota termuda di benua Zetria dan baru didirikan lima tahun yang lalu.

"Kota berkedaulatan dengan umur tiga tahun, kurasa ini cukup aneh jika dihubungkan dengan para bangsawan yang bersifat egois dan serakah itu." batinnya.

Laki-laki itu memanggil Nightingale untuk masuk ke ruangannya. Dia memerintahkannya untuk memberikan data tentang semua harta benda yang di mansion. Segera dirinya menghela nafas dan mengeluh karena perbuatan dari kepribadian buatannya. Kepribadian itu menjual semua senjata bahkan perlengkapan sihir untuk sejumlah uang agar bisa membeli banyak bir.

"Aku pikir seharusnya diriku tak menidurkan kesadaranku walau akan beresiko pada psikologi."

Karena semua peralatan dan perlengkapan tempur terjual, laki-laki itu bertanya tentang wilayah monster disekitar kediaman. Nightingale pun menjawab kalau di wilayah utara dan barat terdapat tiga koloni monster. Ketiganya adalah Spriggan sang penjaga harta, Abnormal Slime, dan subspesies terlemah dari ras naga yaitu Omega Dragon.

"Sisik Omega Dragon bisa menjadi bahan yang bagus, lalu Spriggan merupakan tempat penukaran barang bagus."

Laki-laki itu pun segera mengajak Nightingale menunjukkan ketiga tempat itu. Awalnya dia menolak dengan keras karena alasan tempat yang berbahaya. Namun karena perbedaan kedudukan membuatnya harus patuh. Mereka pun pergi mencari habitat Abnormal Slime terlebih dahulu.

Abnormal Slime sendiri merupakan monster yang cukup aneh dari segi perilaku maupun fisik. Jika slime biasa memiliki sebuah core sebagai inti kehidupannya, maka Abnormal memiliki tiga core yang tak solid melainkan berwujud cair sama seperti tubuhnya. Ketiga core itu melambangkan ketiga kemampuan slime tersebut. Manipulasi bentuk tubuh, racun, dan meniru wujud adalah kemampuannya.

Walau terdengar cukup berbahaya namun sebenarnya yang berbahaya dari mereka hanya racunnya. Kedua kemampuan yang lain tak terlalu berguna karena cukup umum dan mudah diurus. Terlebih sifatnya yang terkadang pasif pada beberapa orang membuatnya menjadi pemasok cairan racun untuk berbagai kebutuhan. Tujuan laki-laki itu adalah memakai racunnya untuk membuat ramuan dan satu core milik slime itu untuk pertukaran dengan Spriggan.

Setelah menyusuri hutan setidak dua puluh kilometer dari mansion mereka menemukan gua tempat Abnormal Smile tinggal. Mereka pun memasuki gua tersebut dan menemukan satu Abnormal Slime. Awalnya Nightingale meminta agar majikannya tetap dibelakangnya, namun laki-laki itu menolak dan terus berjalan mendekat.

"Spell level two, Mini Garden."

Laki-laki itu mengeluarkan sihir yang membuat area seluas dua puluh meter menjadi taman berbunga. Nightingale yang melihatnya terkejut jika tuannya bisa menggunakan sihir. Padahal pada hari pertama dia bekerja dirinya diberitahu jika majikannya tidak memiliki bakat menjadi penyihir.

"Abnormal Slime, dirimu berbeda dengan slime lain jadi harusnya kamu paham perkataanku," kata laki-laki itu sambil berjalan mendekat.

"Kamu lihat bunga yang bermekaran itu, akan aku berikan itu semua jika kamu memberikan salah satu core dan racunmu milikmu."

Mendengar perkatakaan laki-laki tadi, Abnormal menyetujuinya lalu mengeluarkan salah satu core dan racun miliknya lalu dimasukan dalam botol kaca. Setelah mendapatkannya mereka berdua berpindah ke tempat dimana Spriggan tinggal. Spriggan sendiri dikenal sebagai mahkluk yang sangat menjaga hartanya bahkan akan membunuh sesama jika saling mencuri. Namun mereka akan ramah pada seseorang yang melakukan pertukaran menguntungkan.

Spriggan merupakan satu-satu ras peri yang lebih sering menampakkan wujudnya pada ras lain. Mereka tak pernah takut pada ras lain yang lebih dominan. Berwujud raksasa setinggi lima meter dengan kulit berwarna abu-abu kehitaman, rambut putih dan mata hijau bersinar dikegelapan. Dengan tubuh besar dan gagah membuatnya sangat cocok dengan kapak untuk senjatanya.

"Sang Penjaga Harta, aku disini untuk melakukan pertukaran padamu." kata laki-laki itu.

Spriggan pun keluar dari gua yang dia jaga. Tiap langkahnya membawa aura dan tekanan yang hebat. Bahkan Nightingale tanpa sadar sudah diposisi siap menyerang.

"Spriggan, berikan aku dua harta milikmu dan aku berikan Perisai Lendir Penghalang Pandangan."

Sang Spriggan tampak tertarik dengan tawaran laki-laki itu. Dirinya meminta laki-laki itu menunjukkan benda itu sebelum melakukan pertukaran. Laki-laki itu memegang core Abnormal Slime dan membaca sebuah mantra. Seketika juga Core itu bercahaya dan berubah warna menjadi putih seperti air.

Laki-laki itu juga menunjukkan jika benda yang dia bawa benar-benar asli dengan cara memakai pada dirinya sendiri. Setelah Perisai Lendir Penghalang Pandangan mengelilinginya, seketika itu juga wujudnya tak kasat mata. Spriggan yang melihat itu tampak senang dan memperbolehkannya masuk ke guanya. Disana laki-laki itu tanpa waktu lama segera mengambil dua barang dan menukarnya dengan Perisai tadi.

Saat dia dan Nightingale ingin pergi dari tempat itu. Sebuah panah tiba-tiba melesat dan hampir mengenai mereka. Rupanya gerombolan Goblin tertarik dengan gua berisikan harta milik Spriggan. Termaksud apa yang dibawa Nightingale dan majikannya.

Hal itu membuat Sang Penjaga Harta marah dan mengaung keras. Nightingale juga dengan sigap siap untuk melawan dan melindungi majikannya. Sang Spriggan dengan sukarela bergabung dengan Nightingale yang akan melawan gerombolan Goblin didepan.

"Aku rasa Omega Dragon akan aku urus esok hari," batin laki-laki itu sambil menghela nafas kecewa.