Raymond dan Kaliya pun duduk di kursi kayu dan tak berapa lama kemudian sang pelayan menyiapkan beberapa macam kue manis berbagai bentuk dan warna. Aromanya begitu lezat, seperti perpaduan wangi susu, keju, dan mentega.
"Silakan dicicipi."
Kaliya langsung mengambil kue itu banyak-banyak dan menjejalkan ke mulutnya. Ia makan lahap sekali hingga membuat Raymond jadi malu.
"Ah, kamu bersemangat sekali. Siapa tadi namamu?"
"Namaku Kaliya, Yang Mulia," ucap Kaliya dengan mulut penuh kue.
Master Ferlat mengangguk. "Penampilanmu mirip sekali seperti Kahori, tapi wajah kalian berbeda."
Kaliya mencoba untuk tersenyum dan meneguk minuman yang disediakan oleh para pelayan.
"Ah, ya. Raymond. Bagaimana kabarmu?" tanya Master Ferlat yang kini berpaling ke arah Raymond.
"Aku baik-baik saja, Yang Mulia."
"Omong-omong, di mana Kahori? Kenapa kamu tidak membawanya ikut serta?"