Raja Docok akan murka lagi pada Raymond karena ia telah mengambil gulungan kayu keramat itu dari kuil tetua adat.
Raja itu berdiri dan menunjuk Raymond dengan wajah murka. Ia berkata sesuatu, lalu sang penerjemah maju ke depan untuk menjelaskannya pada Raymond.
"Beraninya kamu datang lagi ke tempat ini dan membuat kekacauan. Kamu telah mengambil pusakan dari kuil tetua adat. Apa yang sebenarnya kamu inginkan?" kata sang penerjemah tanpa emosi, tidak seperti yang sang raja katakan.
"Aku … aku …." Raymond tidak tahu harus bagaimana menjelaskan semua ini pada sang raja.
Lalu, tiba-tiba Kaliya angkat bicara. Ia berbicara dalam bahasa Saykame yang tidak Raymond mengerti, lalu ia menoleh pada Raymond sambil meringis. Ia kembali lagi bicara cepat dan menangis.
Sang raja pun tampak semakin murka. Ia berkata sesuatu lagi hingga sang penerjemah meneruskan kata-katanya.