"Vicky, bangunlah. Sekarang saatnya untuk bersiap-siap," ucap Ruma.
Victoria pun membuka matanya dan terkejut ketika ia sedang berada di kamarnya yang baru. Sinar matahari membuat matanya mengerjap-ngerjap dan menyesuaikan diri dengan keadaannya.
Jantungnya berdegup kencang seperti ia baru saja berlari-lari. Conda mengelap keringat yang menetes di dahinya.
"Vicky, apa kamu baik-baik saja?" tanya Conda cemas.
"Aku baru saja bermimpi tentang Neyan," ucap Victoria tegang.
Conda dan Ruma menatap Victoria sambil tersenyum. Lalu Conda mengusap bahu Victoria.
"Itu artinya, Putri Neyan telah merelakan kematiannya. Tidak ada beban yang menahannya di dunia ini. Aku yakin sekali jika kamu akan menjadi seorang putri yang baik, Vicky."
"Ya, aku pun setuju akan hal itu," imbuh Ruma. "Kamu akan menjadi kesayangan semua orang di negeri ini."
"Benarkah?"
Ruma mengangguk. "Ya, tentu saja. Sekarang sudah waktunya untuk bersiap-siap. Kami akan membantumu untuk mandi."
