Victoria menancapkan kayu itu di depan tubuh Neyan. Ia memandangi tulisan itu sambil menahan tangisannya.
"Bukankah itu sangat indah?" ucap Victoria sambil memaksakan senyumannya. Setetes air mata mengalir di pipinya. Ia mengelapnya dengan sebelah tangannya.
Setelah itu, Majer mengukir nama Loma sambil meneteskan air mata. Ia tersedu-sedu hingga berhenti beberapa kali untuk mengambil napas.
Victoria mengusap-usap punggungnya dan menarik kayu itu dari tangan Majer. "Biarkan aku yang mengukirnya."
Victoria duduk di sebelah Majer dan menulis nama Loma di kayu itu. Setelah itu ia menancapkannya di tanah dekat jurang. Majer memeluk Victoria sambil menangis tanpa suara, tapi bahunya bergetar.
Lalu, Majer melepaskan pelukannya dan berkata, "Dia pernah berkata padaku bahwa dia akan membangun sebuah rumah yang mirip seperti rumah Putri Raen di hutan Emporion. Lalu kami akan menikah di pantai Vuge Land yang indah. Dia berkata bahwa dia ingin melihatku mengenakan gaun pengantin.