Victoria tersedu-sedu di pundaknya. "Maafkan aku. Aku seharusnya mendengarkanmu untuk tidak ikut berpetualang. Yang ada di pikiranku hanyalah untuk mencari jati diriku yang sebenarnya. Aku sangat bodoh."
"Ssssh. Aku tidak pernah menganggapmu bodoh." Baron melepaskan pelukannya dan kemudian menatap Victoria. "Apa kamu menyesal telah ikut petualangan ini?"
"A-aku tidak tahu." Victoria menggelengkan kepalanya.
Ia mengusap air mata Victoria dengan tangannya. "Aku sejujurnya senang bisa berpetualang denganmu. Kamu memang ditakdirkan untuk menghadapi semua ini. Apa kamu ingat saat tanganmu bercahaya hijau? Tidak ada manusia yang dapat menembak seperti itu. Kamu istimewa. Ada kekuatan super dalam dirimu."
"Apa itu berarti bahwa aku berbahaya?" tanya Victoria. Baron menatap matanya yang bulat besar.