"Aku berasumsi bahwa apa yang terjadi di antara kita adalah sebuah takdir," ucap Victoria. "Itulah mengapa aku bisa melihatmu. Bagaimana mungkin kamu menyukai seorang wanita, tapi wanita itu tidak bisa melihatmu. Bagaimana kamu akan menyatakan perasaanmu pada wanita itu?"
Baron tersenyum. "Kamu benar. Kamu adalah takdirku. Lalu bagaimana dengan Raymond? Kenapa dia bisa melihatku? Apa maksudmu dia juga adalah takdirku? Dia seperti penghalang di antara kita. Aku tidak menyukainya."
"Maafkan aku. Aku tidak memiliki perasaan apa pun padanya. Kami hanya berteman. Aku pikir setelah kejadian semalam, Raymond tidak akan menemuiku lagi," kata Victoria.
Baron mengedikkan bahunya. "Kita lihat saja nanti."
Mereka sama-sama menuruni tangga dan keluar menuju ke pekarangan. Matahari bersinar cerah dan tampak sangat indah. Setelah bersama dengan Baron, segala sesuatu yang berada di sekeliling Victoria menjadi terlihat lebih indah dari biasanya.
"Ayo kita pergi," ajak Victoria.