sinar matahari mulai bersinar saat aku tersenyum memandang diriku sendiri di hadapan kaca, kerudung biru menutup dan membungkus rambut kepalaku, bedak dan bibir merah sudah mempercantik wajahku, baju atas yang kupadu dengan blazer menutup tubuhku dan gaun panjang membuat terlihat lebih anggun terlihat menutupi seluruh kakiku. hari ini aku memang cuti tapi aku harus tetap terlihat berangkat kerja di hadapan suamiku, dan seperti biasa, setelah melepas suamiku pergi kerja lebih pagi dariku, aku berangkat dan menunggu di depan gerbang komplek perumahanku. tak lama sebuah mobil pajero menepi di hadapanku dan saat aku membuka pintu mobil terlihat wajah sumringah pak fer menyambut ku.
"kamu cantik banget tri...", pujinya aku hanya tersenyum seraya mengucap salam pagi kepadanya. mobil mulai melaju perlahan saat tangan pak fer memeganng tanganku. aku tersenyum dan sesaat saling menatap dengan hati berbunga-bunga. tak beberapa jauh pak fer mengecup bibirku yang ku sambut dengan mesra.
"naikin dong gamis kamu tri....", pintanya dengan tangannya yang menjamah pahaku.
"iih pak fer gak sabar... hi hi hi...", ucapku sambil tertawa, menyingsingkan gaun gamisku ke atas hingga pangkal selangkanganku yang tak terbungkus celana dalam, terpampang di hadapannya. satu tangan pak fer mengelus-elus pangkal pahaku dan semakin mendekat hingga membelai bulu kemaluanku.
"iya... gak sabar.... udah pengen nyarangin burung... di sarang ini,,,", ujarnya membuatku tetawa dan membiarkan tangannya terus menjelajahi vaginaku.
"eeeeh... pak fer geliiiiii.... kalo itil aku digituin....", protesku namun kedua kakiku malah semakin mengangkang lebar hingga jari pak fer semakin leluasa menjamah dan semakin menyelinap dengan mudah di antara bibir vaginaku.
"tapi enak kan tri...?".
"he eh...", jawabku singkat sambil menggigit bibirku sendiri.
"eemhhh... jadi basah....", ucapku memperhatikan jarinya yang sudah berlumur lendir vaginaku.
"suamimu semalam sudah minta jatah belum tri...?", tanyanya sambil jarinya terus saja mencolok-colok lubangku.
"udah kemarin... semalem enggak...", jawabku dengan nafasku yang semakin tersengal.
"berapa kali kamu orgasme ?". tanyanya lagi
"1x", jawabku dengan singkat lagi.
"wah kurang puas dong kamu...".
"he eh...".
"biar nanti aku puasin kamu ya tri...". ujarnya membuatku tersenyum.
di hadapan kaca aku memandang diriku dengan rasa sumringah tersenyum sendiri sambil aku melepas blazerku, kerudungku, bajuku dan terakhir gaun panjangku hingga terlihatlah tubuh telanjangku dengan gamblang. aku meraih sehelai handuk dan melilitkannya di tubuku. sekali lagi aku memandang diriku di kaca, ku atur nafasku sambil tersenyum dan berlalu keluar dari kamar mandi dengan rasa hati yang berdebar dan berbunga-bunga atau lebih pas nya sudah mupeng.
ku dapati pak fer yang berbaring dengan hanya sehelai handuk yang menutupi selangkangannya yang menonjol, wajahnya tersenyum memandangiku, menyambut aku yang mendekatinya, menyambut tubuhku yang hanya mengenakan sehelai handuk saja. kubiarkan saat tangannya meraih handukku dan menanggalkannya, aku tersipu saat tubuh telanjangku mulai nampak terlihat dan terpampang jelas di hadapannya.
"ooh tri... napsuin banget badan kamu...", pujinya membuatku tersipu membiarkan ia mengagumi dan menikmati pemandagangan ini. tangannya dengan bebas menjamah dan mengelus seluruh tubuhku.
"selain aku, dan suami mu siapa lagi tri yang pernah liat dan ngerasain tubuhmu...?". tanyanya.
"iiiigghhh... pak fer.... gak ada doong.., cuma suamiku dan pak fer kan... hi hi hi...", jawabku dengan ceria berbunga.
"pacarmu sebelumnya ?".
"enggak.... 2 pacarku sebelumnya paling ya ciuman dan megang tetek aku...", terangku sambil
mengatur nafasku yang mulai menderu merasakan lumatan dan remasan di kedua buah dadaku.
"terus ngapain lagi.. pacarannya ?".
"paling ya gitu... pernah ngocok sama sepong kontol mereka sih hi hi hi ....".
"nakal kamu ya....", ujar pak fer dan mengecup bibirku.
"emang pak fer pacaran gak gitu ?", balasku.
"iya sih... sini tiduran tri...", pintanya dan aku menurut, merebahkan tubuhku di kasur terelentang bebas dan pak fer ikut merebahkan di sampingku, memandang wajahku dan aku menyambut bibirnya yang melumat bibirku. mataku terpejam dan kurasakan belaian tangannya di kedua buah dadaku yang sesekali diremasnya.
"emhhh...", lenguhku, kulepas lidahku menjulur yang dihisap dan dilumatnya dengan penuh birahi.
"emmhhfhhh....", lenguhku lagi dengan kedua kakiku rentangkan mengangkang lebar saat kurasakan tangannya menjamah vaginaku yang sudah basah, kurasakan jarinya yang tadi membelai bulu kemaluanku sudah menjamah vaginaku yang merekah.
"eeemggggggghhhhhhhhhh....", lenguhku dengan tubuhku yang menggeliat melengkung saat kurasakan lubang vaginaku dicolok jarinya yang menggelitik dinding kenikmatanku.
"emhh... udah basah kamu tri...", ujar pak fer menatapku dengan jari terus saja bergerak mencolok-colok lubang vaginaku.
"eeehhh... paak feeeeerrr....", lenguhku seraya kunikmati jarinya yang terus saja menggelitik kenikmatanku. kedua kakiku masih mengangkang lebar memberi keleluasaan tangannya untuk menjamahi vaginaku.
"eeeessshhhh....", desahku saat mulut pak fer kini beralih menghisap putingku. lidahnya yang begitu liar menjilat mengusap putingku dengan bibir menghisap membuatku menggelinjang nikmat sekali bersamaan dengan kenikmatan jarinya yang sudah mengocok lubangku dengan lancarnya. aku hanya bisa memeluk kepalanya sambil menikmatinya.
"uuh...", geram pak fer mencabut jarinya yang berlumuran lendir vaginaku dan menyodorkan ke mulutku yang kusambut dengan mengulum kedua jarinya hingga bersih. pak fer tersenyu menatapku dak kembali memagut bibirku, melumat lidahku dengan penuh napsu.
wajahnya menatapku dengan penuh napsu, kedua tangannya yang mencengkeram kedua buah dadaku yang sesaat kemudian ia merunduk dan melumati kedua putingku bergantian sambil meremas-remas dengan nikmatnya. aku menggeliat, menggelinjang nikmat merasakan lidah liar nya mengusap dan menjilat sambil menghisap nikmat.
"paaaak.... feeee... eerrrrr....", lenguhku mencengkerap rambut kepalanya dengan nafasku yang sudah terengah-engah menahan rasa geli nikmat ini dan aku seperti terbang melayang semakin tinggi ke awan mereguk kenikmatan yang semakin membuatku dahaga dan ingin terus ku reguk namun terasa ada yang masih kurang untuk mencapai puncak dahaga ini dengan itilku yang berdenyut hebat dan lubang vaginaku yang mengempot menginginkan sesuatu untuk diempot.
"kontol...", bisiku, kuulang lagi dengan suara tak lagi berbisik, sambil merintih dan melenguh nikmat.
"kontol...", ucapku dengan birahiku yang sudah benar-benar membara di ubun-ubunku.
pak fer hanya tersenyum memandangku, namun tak membuatnya untuk segera menyarangkan kontolnya ke vaginaku yang sudah benar-benar menginginkannya namun hanya meneruskan bibirnya menciumi perutku dan aku hanya pasrah merentangkan kedua kakiku mengangkang sementara pak fer menciumi pangkal selangkanganku.
"pak feeerrr...", lenguhku melihatnya yang terus menciumi pahaku dan sekitar vaginaku hingga...
"aaaaaaaaaahhh...", tubuhku menggelinjang saat mulut pak fer seperti berciuman dengan vaginaku, saat lidahnya menjilat itilku dan bibirnya melumat dengan penuh napsu dengan kumisnya yang menusuk-nusuk geli bibir vagina atasku. tanganku kembali mencengkeram rambutnya namun membuatnya semakin liar menjilati vaginaku hingga akhirnya aku melepas kepalanya dan kubiarkan mulutnya menjelajahi seluruh bibir vaginaku. kedua tanganku beralih mencengkeram kain di sampingku, kedua kakiku mengangkang lebar dengan kepala pak fer yang asik menjilati vaginaku.
"ooohhhh....", lenguhku dengan tubuh bergetar menikmati lidah pak fer yang menggelitik di mulut lubang vaginaku yang terasa menjulur kedalam seakan memaksa untuk memasuki lubang vaginaku yang sudah banjir ini membuat ada rasa nikmat yang begitu sangat nikmat kurasakan.
nafasku semakin tersengal menikmati lidahnya yang sekarang beralih kembali ke itilku yang dibuatnya semakin gatal dan geli.
"oooaaaaahh...", pekikku, tubuhku terhentak dengan itilku yang dijilatinya tiba-tiba pak fer mencolokan jari tengah dan telunjuknya di lubang vaginaku. tubuhku menggelinjang begitu lengkap rasa kenikmatan ini dan aku mereguknya dengan penuh birahi hingga tubuhku semakin terbang melayang dan tak lagi dapat ku bendung orgasmeku.
"oooooohh...", aku memekik dengan tubuhku yang bergetar hebat, kedua kakiku tanpa sadar menjepit kepala pak fer terus saja menjilati dan melumat itilku. nikmat sekali rasanya.
dadaku tersengal dengan kepala pak fer yang ku singkirkan dari selangkanganku. setelah aku meregang kenikmatan orgasmeku. mataku terpejam sambil ku atur nafasku, membiarkan tangan pak fer yang masih mengelus-elus kemulusan pahaku.
"lega ya tri udah keluar...", ucapnya sambil meraih tanganku dan membimbingnya untuk menggenggam kontolnya yang sudah tegak mengeras di tanganku. aku hanya tersenyum dan membuka mataku melihat kontol berkepala jamurnya yang di genggaman tanganku begitu terlihat gagah dengan buah salah yang menggantung di bawahnya. aku bangun dan terduduk sementara pak fer berdiri membiarkan kontolnya tepat di hadapan wajahku yang memandangi kepala kontol jamur itu dengan takjub. satu tanganku lagi membelai buah salak yang menggantung di bawahnya, begitu lembut dan berisi 2 biji salak yang kubelai. tanpa dimintanya aku mengecup dan mengulum kepala kontolnya dan memasukannya kemulutku, ku kulum dan kuhisap, kepalaku bergerak maju mundur hingga kepala kontolnya menyentuh kerongkonganku. pak fer membelai rambutku yang terus bergerak maju mundur.
"oh enak banget tri....", puji pak fer dan aku terus memberinya kenikmatan dengan menghisap di dalam mulutku dengan lidahku membelai dan membaluri kepala kontolnya dengan liarnya. tanganku mengocok dengan semakin cepat dan satu tanganku lagi terus membelai-belai buah salaknya. kontolnya sudah begitu keras dan kencang menegang di mulutku saat pak fer menariknya dari mulutku.
"masukin ya tri...", ucapnya dan aku mengangguk tersenyum seraya aku merebahkan tubuhku terlentang.
"iih pak fer.... jangan direkam....", ujarku dengan manja saat pak fer dengan tangan memegang HPnya merekam di hadapan selangkanganku.
"gak apa-apa tri.. tenang aja... ".
"gak mau ah pak fer... nanti kesebar ketahuan suamiku gimana ?", ujarku lagi seraya aku mencoba menutup wajahku dengan telapak tanganku.
"enggak aman kok tri... cuma buat kolek pribadi aja... masa di sebar2...", ujarnya menenangkanku hingga aku hanya pasrah membiarkan kameranya terus menyala sambil satu tangannya membimbing kepala kontol jamurnya ke mulut vaginaku.
"emhh... pak fer... malu...". ucapku lagi saat kameranya menyoroti wajahku.
"aman kok tri... tenang aja....", ucapnya lagi dan berganti menyorot ke kontolnya yang sudah di hadapan vaginaku. aku hanya mengangkang lebar dengan pasrah menanti kenikmatan yang akan kurasaan dari hujaman kontol berkepala jamur ini di dalam vaginaku.
"eemhh... pak fer...", bisikku lembut dengan nafas berat menggeliatkan pinggulku tak sabar untuk merasakan kontol ini menjejal di vaginaku. melihat aku yang tak sabar, pak fer tersenyum sambil menyorot kemara HP nya ke wajahku sambil memintaku untuk mengatakan kata-kata vulgar yang belum pernah kuucapkan di hadapan suamiku atau lelaki lainnya..
"pengen dimasukin kontol....", ucapku dengan tersipu malu mengulang permintaan nya untuk mengucapkan seperti yang ia inginkan.
"pengen dientot kontol...emmhh.. he he he.. maluuuu...", ucapku lagi mengikuti perkataan yang diucapkannya dengan tertawa.
"iya tri.. sini aku hamili kamu tri...", ujar pak fer
membuatku tersentak dengan bersamaan kontolnya melesak masuk menyeruak lubang vaginaku.
"ooooosssshhhhh.....", pekikku dengan tubuhku yang melenting melengkung menggeliat menerima kontolnya yang terus menerobos lubang vaginaku semakin dalam hingga akhirnya terbenam seluruhnya di dalam vaginaku.
"eeeh....", lenguhku melihat pak fer yang tersenyum diatas tubuhku mulai merengkuh diatas tubuhku dan aku hanya menyambut bibirnya yang mengecupku. tubuhnya seakan sudah menyatu dengan tubuhku saling memeluk dan perlahan pinggulnya mulai mengayun naik turun menggenjotku dan kedua kakiku mengangkang dengan lebar.
"eeemmee... emmhh.. emmhh...", lenguhku dengan bibir dilumatnya dan lubang vaginaku yang mulai di aduk-aduk dengan kontol berkepala jamurnya yang menggesek dinding lubang vaginaku begitu nikmat kurasakan membuatku mendesah nikmat mereguk kenikmatan ini. pak fer terus saja melumat bibirku dengan penuh napsu, menciumi pipiku, leherku dan satu tangannya meremas-remas buah dadaku memberi rasa lengkap kenikmatan yang terus ku reguk dari kontolnya yang terus mengaduk-aduk di lubang vaginaku.
"paaak feeerrr.... aaaah... paak feerrr...ooohh....", lenguhku sementara pak fer terus menggengenjot sambil tak lepas kamera HP yang terus menyorot dan merekam ke wajahku dan vaginaku yang sedang dihujam-hujam kontolnya. entah mengapa aku sudah tak malu membiarkannya terus merekam ku, merekam bagian tubuhku yang telanjang ini sedang disetubuhinya. namun tiba-tiba aku tak lagi dapat menahan kenikmatan ini.
"paaak feeeer..... oaaaaaaaaaaaahhhccchhhhh...", pekikku dan tubuhku melengkung bergetar hebat mencapai orgasmeku.
"pak fer...", protesku dengan nafasku yang masih terengah-engah saat kulihat pak fer yang merekam tubuh seluruh telanjangku.
"he he he.. ya udah di taro disini aja...", ujarnya seraya menempatkan HP nya di atas tripod dengan kondisi masih merekap kearah kasur. pak fer tersenyum mendekatiku dengan kontol jamurnya yang berlumuran lendir vaginaku yang ia sodorkan ke mulutku.
"emmhh...", aku membuka mulutku dan melumat menghisapinya hingga lendir yang membaluri kepala kontol dan lehernya hilang kujilat dan kulumat.
"seksi banget kamu tri...", ujarnya seraya merunduk dan melumat bibirku yang masih "belepotan" lendirku sendiri dari kontolnya.
"nungging tri...", pinta pak fer meraih tanganku, aku bangun dan membalikan tubuhku membelakanginya dan menunggingkan bokongku di hadapan kontolnya.
"uuh seksi banget...", pujinya lagi seraya mengelus dan meremas bokongku sebelum akhirnya di tampar-tamparnya dengan gemas.
"aaaah... pak ferrrr....", ucapku dengan rasa malu saat tangannya membelah belahan bokongku, pasti ia dapat melihat lubang dubur selain lubang vaginaku.
"aaaah... paak ferrrr...", ucapku lagi saat pak fer malah membenamkan wajahnya di antara belahan bokongku membuatku risih namun tak dapat kuhindari bahkan aku menggeliat pasrah saat merasakan lidahnya membelai diantara lubang vaginaku dan lubang duburku.
"pak fer... jangan ah....", ujarku seraya memiringkan pinggulku saat lidahnya membaluri lubang duburku.
"ya sudah sini masukin kontol aja...", ujar pak fer sambil memintaku kembali menungging dengan tangannya yang tak bosan mengelus dan meremas sebelum akhirnya mengarahkan kepala kontol jamurnya tepat di depan pintu lubang vaginaku.
"eeeennggggghhhhh....", lenguhku bersamaan dengan kepala kontolnya menyeruak perlahan menjejal nikmat memasuki lorong lubang vaginaku lagi hingga seluruh batang itu terbenam di dalamnya. tangan pak fer mencengkeram pinggulku dan pinggulnya mulai mengayun maju mundur.
ceploook... ceplok... ceplok... bunyi bokongku yang membentur pinggulnya yang mengayun maju-mundur dengan cepat dan keras penuh napsu sehingga batang kontolnya keluar masuk begitu cepat dan deras di lubang vaginaku. aku hanya bisa terengah melenguh dan medesah nikmat.