Chereads / Bram (Pria Kos yang Liar) / Chapter 16 - Enak Rasanya

Chapter 16 - Enak Rasanya

melepaskannya dari kedua kakinya hingga kusisakan kerudung yang kubiarkan masih membungkus di kepalanya. sambil memandangi tubuh telanjang tri yang terlentang, aku melepas seluruh bajuku dengan cepat hingga telanjang bulat, tak kupedulikan hendra yang duduk di samping istrinya sambil mengelus kontolnya sendiri. hendra sedikit beringsut mundur memberiku ruang saat aku menindih tubuh telanjang istrinya menyatu dengan tubuh telanjangku. aku melumat bibirnya lagi, meremas-remas buah dadanya, mencumbu istri hendra dengan penuh napsu.

"uuughh...", geramku beralih memandang kedua puting nya yang kemerahan sambil kuremas-remas dan kulumat bergantian. puas dengan buah dadanya aku beringsut kebawah, meraih kedua kaki mulusnya dan kurentangkan lebar-lebar sehingga dengan mudah aku berciuman dengan vaginanya, melumat, menjilat celah bibir vagina ranumnya. sesekali aku mencolokkan jariku merasakan jepitan dan kehangatan lubang kenikmatannya yang sudah kunantikan untuk menjepit kontolku.

"emmhh...", gumamku puas dengan memeknya aku beranjak dan membimbing kontolku ke wajah tri yang masih terlelap, aku membuka mulutnya, ku coba untuk memasukan kontolku ke mulutnya.

"uuh... enak kali kalo istrimu sadar hen... lebih hot, bisa keliatan nakalnya sambil isep kontol gini...", ucapku kepada hendra yang menyaksikan dengan mata nanar dan penuh napsu.

"coba hen... dibujuk... kali aja mau 3 some...", ucapku lagi.

"gak tau deh pak, mau apa enggak...", jawab hendra dengan suara bergetar. kupikir benar juga, apalagi dengan kondisi tri yang alim dari segi pakaiannya saja dia sudah tertutup gini, memang gak akan mau, pikirku lagi.

"atau coba pake obat perangsan hen... kali jadi gak nolak waktu aku cumbuin...", usulku dan hendra hanya terdiam, entah apa yang dipikirkannya. aku menarik kontolku dan ingin menjejalkan ke memeknya. aku bersimpuh tepat di hadapan selangkangannya dan mulai membimbing kontolku.

"liat hen... aku entot memek istrimu...", ucapku memancingnya dengan ucapanku itu, seorang cuck-old sepertinya pasti akan terbakar birahinya. hendra mendekatkan ponselnya untuk merekam kontolku dari dekat. dengan kepala kontolku yang kuselipkan ke bibir memeknya yang basah aku menggesek-gesekkannya naik turun membelah bibir memek hangatnya. perlahan ku arahkan kepala kontolku tepat pada lubangnya dan perlahan mendorongnya hingga kepala kontolku melesak masuk.

"uuughh...", geramku dengan birahiku membara, kudorong semakin dalam hingga melesaklah seluruh batang kontolku di dalam vagina istrinya. tubuhku mulai merengkuh mendarat diatas tubuh mulus ini, pinggulku mulai mengayun naik turun dengan penuh napsu, kontolku menghujam-hujam lubang memeknya yang hangat dan sempit sambil kulumat bibir tipisnya, sementara satu tanganku meremas-remas buah dadanya.

"uugh... nikmat sekali...", gumam hatiku walau masih terasa kurang lengkap tanpa respon dari tri yang terlelap tak bereaksi oleh obat tidurnya.

"uuugh...hen tolong bantu...", pintaku, ku cabut kontolku dari memek istrinya, kuraih pingggangnya.

"tahan depannya hen biar istrimu nungging....", terangku, ku balikan tubuh istrinya sementara hendra memegan tubuh atasnya sehingga bokong istrinya bisa menyembul walau tak begitu sempurna. satu tangan aku menahan pinggulnya agar bokongnya tetap menjulang, sementara satu tanganku mengarahkan kontolku ke lubang memeknya.

"uuugggh....", geramku, ku jejalkan hingga seluruh batang kontolku amblas dari belahan bokongnya. kedua tanganku menahan pinggulnya dan pinggangku mulai mengayun maju mundur. cceplok... ceplok... bunyi hentakan pinggangku mengayun.

tak bisa lama dengan posisi nungging ini aku melepas kontolku. kumiringkan tubuh tri, kuraih satu kakinya yang ku angkat sehingga aku bisa menjejalkan kontolku ke memeknya lagi.

"uuuh... kalo istrimu mau 3some enak hen, bisa ganti-ganti gaya... bisa gantian...", ujarku sambil mengayun pinggulku. namun tak bisa lama, aku kurang menikmatinya dengan posisi ini, hingga kembali aku terlentangkan tubuh tri dan kembali ke gaya awal tadi. aku bisa puas menciumi dan melumat bibirnya, kedua tanganku pun tak bosan meremas-remas kedua buah dadanya.

"uuughh... udah gak nahan nih...", ujarku seraya ku cabut aku memasang kondom di kontolku dan kembali ku jejalkan ke

memeknya lagi. ku ayun dengan penuh napsu mereguk nikmatnya memek istri hendra ini, hingga semakin kuat tekanan spermaku yang tak lagi dapat ku tahan, ku hentakkan pinggulku dan menyemburlah spermaku dengan nikmatnya di dalam memek nikmat ini walau dengan kontolku yang terbungkus kondom menampung spermaku. usai kedutan terakhir spermaku, aku mencabut kontolku dan memberi kesempatan kepada hendra yang menggilir istrinya. aku menyaksikan hendra yang menyetubuhi istrinya sambil ku bersihkan kontolku dari spermaku.

"uuugghh....", geram hendra dengan pinggul mengayun, sementara aku yang di sampingnya mengelus dan meremas buah dada istrinya yang terguncang mengayun sungguh indahnya. sesekali aku mencium, mengecup, dan melumat bibir istrinya hingga membuat napsu birahi hendra semakin terbakar hingga ia meregang, mereguk kenikmatan orgasmenya.

-

jam 12 malam aku terbangun dari tidurku, mendapati tubuhku yang sudah telanjang di samping suamiku yang juga telanjang terlelap dalam tidurnya. aku beranjak dari ranjang, kurasakan ada sedikit rasa nyeri di vaginaku dan sisa sperma yang meleleh dari lubang vaginaku.

"emhh... pasti suamiku menyetubuhiku lagi, sementara aku tak merasakan apa-apa karena tertidur...", pikirku seraya melangkah ke kamar mandi. aku meraih handuk dan melilitkannya ke tubuh telanjangku, teringat tadi sore kedatangan pak chandra rekan kantor suamiku yang pasti menginap di kamar sebelah, pikirku. aku melangkah perlahan menuju kamar mandi, melewati kamar pak chandra yang kulihat lampu di dalam kamarnya masih menyala dengan pintu kamar sedikit terbuka, yang membuatku terhanyak sesaat adalah melihat pak chandra di dalamnya dengan tubuh terlentang di kasur dan tangannya sedang mengocok kontolnya sendiri yang terlihat berdiri menyembul keluar dari celana dalamnya yang melorot. sambil tanganku menutup mulutku, aku terbelalak melihat kontol pak chandra yang begitu jelas terlihat dari sela pintu kamarnya.

"gede...", ucapku dalam hati berdiri terpaku di depan pintu kamar itu sambil dadaku berdebar kencang melihat kegagahan kontol pak chandra yang terlihat begitu keras kokoh berdiri, terlihat panjang dan besar kepala kontolnya. tanganku tak lagi menutupi mulutku yang kini sudah berada di pangkal selangkanganku. ada rasa menggelitik itilku dan ada rasa berdenyut di dalam lubang vaginaku yang kurasakan sudah membasah.

"eh...", seakan akal seharku tersadar dengan keadaanku, pak chandra adalah teman suamiku satu kantor, aku tak sepantasnya mengintip bagaimana kalo ketahuan, bikin malu suamiku, apalagi di depannya aku berkerudung dan bergamis tak pantas untuk berbuat sesuatu yang mencoreng nama baik suamiku di kantor, pikirku dengan langkah perlahan berlalu menuju kamar mandi.

masih dengan pikiranku yang kalut kemana-mana , di dalam kamar mandi aku melepas handukku, kubiarkan tubuh telanjangku terbuka, terduduk di toilet melepas air seniku. masih terbayang kontol pak chandra tadi begitu gagah, bahkan sebelumnya pun aku pernah mendapati pak chandra yang sedang kencing dengan kontolnya yang mengucurkan air seni terlihat menggairahkanku. air seniku sudah habis menyisakan denyut-denyut dalam lubang vaginaku, satu tanganku meraih penyemprot air, satu tanganku lagi mengusap bibir vaginaku.

"oh... pengen..", bisik hatiku, apalagi tadi sore, aku hanya bisa menyepong dan menghisap kontol pak fer hingga menyemburkan spermanya di mulutku, tanpa aku merasakan kenikmatan kontol di vaginaku, bahkan tadi suamiku menyetubuhiku tanpa aku sadar karena tertidur hingga aku tak dapat menikmatinya, ditambah pemandangan kontol pak chandra di kamarnya, membuatku semakin tak karuan, aku ingin..... , pekik hatiku.