Pandangan mata Ameera tertuju pada beberapa orang pria yang sedang menangis sembari memeluk tas atau koper kecil. Wajah mereka pucat pasi, raut wajah penuh penyesalan dan kekecewaan membuat hati Ameera iba. Sebenarnya ada apa?
"Mereka kalah judi, Nona. Seluruh hartanya habis dalam perputaran uang di kasino ini." Sebuah suara membuat Ameera berjengit kecil. Suara yang berat dan tegas. Sepintas nadanya sama persis dengan Leonardo, namun lebih datar.
"Siapa?" Ameera menoleh ke belakang untuk mencari tahu.
"Agus, namaku Agus Candrawinata. Sekretaris sekaligus adik dari Farel Candrawinata." Agus mengulurkan tangannya.
Dengan ragu-ragu Ameera menerima uluran tangan itu dan berkenalan pada adik dari calon mertuanya.
"Ameera."
"Aku sudah tahu, Nona Ameera. Kau adalah calon istri keponakanku bukan? Aku salut padamu yang bisa masuk ke jajaran keluarga kami padahal dulunya hanya seorang wanita kelas rendah." Agus tersenyum dengan ramah namun ucapannya terasa begitu sarkastik bagi Ameera.