"Ah! Alasan saja kau, Dy! Aslinya kamu sudah gak nahan, kan? Hahaha!" godaku.
"Ya, biarin dong. Yang penting aku lelaki sejati, mau menghalalkan dulu daripada icip-icip dulu lalu ditinggalin? Kan busuk banget?" Ya, sepertinya Ardy memang dendam dengan mantannya Fiya, karena Ardy berulang kali mengatakan ingin menghajar laki-laki itu jika bertemu, karena kurang ajar telah menyakiti dan merusak perempuan yang ternyata adalah jodohnya Ardy, harusnya dijaga jodoh orang lain itu, malah dirusak dan dibuang!
"Iya, aku salut sama kamu. Keren pokoknya. Gak mau ngambil kesempatan padahal sudah tahu bahwa ceweknya sudah pernah digituin orang, kamu malah sangat menjaga dia! Menghormati banget martabat perempuan, salut," pujiku.
"Iyalah, aku melihat mama juga perempuan, jadi aku sangat menghargai mama dan siapapun perempuan kaum mama, dari dulu mah, mana mau aku main perempuan," pungkas Ardy.
"Eh, darimana kamu?" tanya Ardy.