"Memangnya anda siapa, sih? Kok bisa kenal dengan Ayu? Padahal bukan teman sebayanya?" tanyaku penasaran.
"Sa-saya, pimpinan kepala cabang Warung makan yang Ayu kerja itu, tapi di cabang Surabaya lain. Karena sebulan sekali ada pertemuan membahas tentang warung. Jadi ya sering ketemu juga. Dari situ mulai dekat lama-lama, saya sungguh tidak tahu kalau Ayu sudah keluar dari tempat kerjanya. Karena katanya tidak ada pamit dan tidak ada kata," jawab orang itu.
"Siapa nama anda? Lalu kalau dekat memangnya bagaimana? Lupa anda kalau sudah punya anak dan istri? Lalu istrimu apa sudah tahu kalau suaminya menghamili perempuan lain?" cercaku lagi. Paling benci dengan orang sembrono, kalau masih bujangan masih mending, ini sudah bapak-bapak masih doyan daun muda. Kurang ajar namanya!
"Karena itu saya serius dan bersungguh-sungguh, makanya saya sampai mencari dia, saya akan mengenalkan kepada istri dan menceritakan semuanya. Lalu saya akan menikahi Ayu," tawarnya.