Akhirnya aku menguatkan mentalku dan berdoa dalam hati agar bisa, karena hal ini adalah luar biasa karena dia adalah bukan almarhum ayahku tapi almarhum ayah sahabatku, meskipun orang lain, tapi dia sudah bagai saudaraku. Maka aku sudah sepatutnya melakukan sebaik-baiknya seperti Ayahku sendiri.
Akhirnya dengan menguatkan mental dan memberanikan diri memohon kemudahan dari Allah, aku mengumandangkan azan di tempat Pembaringan terakhir ayah dari sahabat serta saudaraku Benny. Aku melantunkan adzan seakan-akan teringat akan suasana pemakaman ayahku yang meskipun aku pada waktu itu tidak bisa menghadirinya secara langsung. Hanya saja bayangan itu benar-benar merasuk di dalam kalbu. Sehingga suaraku pun suara yang paling dalam yang keluar untuk melepas kepergian orang terkasih yang terakhir kalinya ini.