Ayahku lalu memegang bahuku dan memberikan aku suntikan support karena aku dihadapkan pertanyaan dan tawaran yang sangat berat ini.
"Semuanya ada ditanganmu dan karena Ayah tahu ini berat, maka Ayah putuskan untuk mendampingimu sekarang," pungkas Ayah.
"Kami mohon, nak Arman. Kami tidak ingin nasib putri kami semakin hancur! Kami ingin yang terbaik untuk dia, tolong kabulkan niat baik kami. Katakan saja apa yang diinginkan, Nak Arman. Kami akan segera penuhi demi Ayu. Kami juga tahu dari Ayahmu. Nak Arman masih sendiri karena ditinggal pacar menikah dan masih betah sendiri meskipun sudah setahun lalu. Katakan sesuatu, Nak." Astaga! Pak Syamsudin! Tidak semudah itu menerima tawaran dengan mengorbankan masa depan dan mimpiku.