Benny yang masih saja menangisiku dan berteriak histeris itu membuat aku jadi serba salah nih, dia mengangkat dan memangku punggungku setengah duduk. Astaga Benny! Kayak pacarnya saja nih aku ditangisi kayak gini. Iya kalau ditangisi cewek gitu masih menrenyuhkan hati dan membuat rasa haru yang tinggi. Lha ini, ditangisi oleh lelaki yang jadi lelakon. Hummm ... Jadi ingin tertawa tapi badan remuk redam semua, mau menolak kelembutan dia ini aku gak enak, mengingat dia telah menyelamatkanku dengan segala daya dan upaya tak mengenal lelah dan tak takut mati tadi? Bahkan dengan berani dan tak pantang menyerah.
"Sudahlah, Bebh ... Jangan tangisi aku sampai segitunya. Nanti dikira kita ada hubungan khusus bisa jatuh pamorku yang lagi jomblo dan memang lagi tebar pesona ini? Cewek pada kabur ntar. Biasa saja lah. Kan aku masih hidup dan baik-baik saja begini?" ucapku sambil tersenyum.