Dia memandang aku tajam dan mengelap wajahnya yang basah itu dengan sapu tangan yang ia bawa sendiri.
"Lalu apa maumu dari aku, Ayu? Apa kamu ingin menghancurkan hidupku dan masa depanku? Kamu tahu aku selalu membantu dan mengutamakan kepentinganmu, keperluanmu bahkan melebihi keperluanku sendiri. Aku sudah menganggapmu sebagai adikku sendiri. Layaknya Echa dan Icha. Kalian kan juga berteman baik. Bagaimana kamu tega melakukan ini kepada mereka juga imbasnya?" tanyaku masih tidak habis pikir.