"Liza, mengertilah akan diriku. Aku gak bisa menerima cinta dari siapapun juga untuk saat ini, aku bukannya berlarut-larut dengan kesedihan dan masa lalu, aku hanya ingin fokus dengan perbaikan diri saja dulu. Untuk yang lain-lainnya akan mengikuti," balasku.
"Kenapa kamu sejahat itu kepadaku? Aku mencintai kamu sejak lama dan aku telah berusaha sebaik-baiknya memperlakukan kamu dan Inez selayaknya saudaraku. Kini kamu tahu Inez telah menikah dan kamu sudah sendiri? Kenapa masih saja kaubingungkan nasibmu? Jalani saja dengan perempuan pilihan hatimu, satu saja. Dalam hal ini aku berharap perempuan itu adalah aku, jadi berilah aku kesempatan mengisi hatimu." Liza menatapku tajam, tangannya meraih tanganku. Aku beringsut mundur dan menarik tanganku.