Setelah dia menuntaskan hasratnya kepadaku, dan selesai sudah aktivitas panas disiang hari didalam mobil berACnya itu. Kami hanya sementara mengelap dengan tissu yang ada dan tissu basah saja. Aku mulai merapikan bajuku, rambutku dan wajahku. Karena mana mungkin aku pulang dengan wajah dan penampilan kusut di depan Fiya nantinya, aku mengambil kaca wajah dan mulai mengoleskan lipstik lagi agar terlihat segar.
"Kenapa kamu segitunya sama aku, Mas? Apa aku hanya pelampiasan nafsumu semata? Apa kamu hanya mau tubuhku saja? Kamu gak pernah mau dengar aku! Selalu saja memaksa tanpa memikirkan perasaanku! Kita katanya suami istri, harus saling pengertian" protesku.