Aku masih diam membisu dan menunduk karena aku segera berubah duduk dari posisi awalku.
"Aku sebenarnya ingin jalan-jalan menyenangkanmu keliling Bali, Sayang. ada banyak kawasan yang sangat indah, itupun kalau kamu mau," tanyanya.
"Mas ... Aku belum siap menjadi istrimu seutuhnya, jangan apa-apain aku malam ini ya? Aku mohon sama kamu, Mas." Sebaiknya aku utarakan saja keinginanku sebelumnya. Daripada nanti sudah terlanjur bahaya.
"Iya, Sayang. Aku mencoba mengerti. Aku senang kamu terbuka gini dan mengatakan apa yang ada dihatimu. Dan aku tahu kamu merasa bersalah karena bersikap seperti itu. Aku tahu kamu mengerti kewajibanmu, hanya saja berat kamu menerima aku. Aku sudah katakan, aku akan menunggumu." Dia santai dan menerima ucapanku itu.