Aku meluruh dari posisiku yang berdiri dan bersandar di dinding, lalu kedua tanganku sambil memegang kepalaku ini. Aku acak-acak sendiri rambutku. Aku meringsut perlahan kebawah dan kuterkulai, terduduk lemas dilantai tanpa melepaskan pakaianku. Aku mengguyur wajah dan seluruh tubuhku dengan air shower yang deras itu. Aku berteriak tapi tanpa suara. Dibawah sapuan air bak air hujan ini membuat dadaku sesak dan susah pula untuk bernafas. Aku kehilangan masa bahagiaku.
Semua yang aku lalui dengan lelaki kekasihku itu harus aku pangkas habis tak bersisa. Kisah cintaku berakhir di tengah jalan. Dibawah guyuran air ini kukubur hidup-hidup rasa cintaku kepadanya. Didalam ruang sempit yang jadi saksi bisu ini kupendam segala rasa hanya untuk dia. Didalam kamar tempat membersihkan diri ini. Aku diam dan kalah dalam memilih kebahagiaanku.
