Tubuh ini yang bersentuhan dengan tubuh Arman terasa menghangat diikuti desiran aliran darah di pembuluh darahku. Ciuman ini terasa semakin memanas diiringi lumatan dan pagutan sambil memainkan lidah. Keeratan pelukan itu membuat kami berdua saling merasakan degupan jantung dan desahan nafas masing-masing yang kian memburu.
Aku dan dia terhanyut dalam peraduan kasih asmara yang syahdu. Aku tidak berdaya dengan sikap Kekasihku ini, yang semakin mesra memanjakan tubuhku. Angin malam yang menyapu dingin kulit kami menambah indah suasana percintaan itu.
Setelah batas waktu yang ditentukan, bianglala berputar itu habis dan terhenti. Ruang keranjang itu turun dan masing-masing penumpang keluar dari dalam untuk berganti penumpang selanjutnya yang sudah mengantri, tapi aku dan dia ingin tetap menaikinya lagi. Mengulangi kehangatan cinta kami yang mungkin untuk terakhir kalinya. Kami masih tidak ingin berpisah.
Menjelang Akad.
