"Kamu mau souvenir apa untuk para undangan?" tanyanya lagi semakin membingunkan. Mas Royan nih laki, tapi bawel banget bahkan sok perfect semua dia pikirkan. Aku tambah pusing disodori banyak pertanyaan begini. Mikirin pernikahan paksa saja sudah gelap mata rasanya. Apalagi tetek bengeknya nih??
"Sayang, ini harus clear semua sebelum pernikahan kita. Aku mau pernikahanku itu yang pertama dan terakhir. Lalu harus sesempurna mungkin. Aku sangat menghargai kamu. Makanya aku nikahi dengan semua yang sesempurna dan sebagus mungkin, Sayang." Dia merayuku lagi.
Aku dan Mas Royan, Ehm gak gitu sih. Maksudku. Keluarga besar aku dan keluarga Mas Royan kini tengah sibuk mempersiapkan pernikahan kami yang sudah semakin dekat ini. Hati dan perasaanku jangan ditanya lagi. campur aduk dan tak bisa didefisinikan.