Kemarin ada kejadian yang menimpa dirinya lebih parah dari yang sebelumnya. Aku mencemaskan dia. Makanya aku saja yang berangkat," jawab Arman menjelaskan.
"Eh Nila, ini hanya sebuah bantuan saja. Jangan kamu ke-GR-an atau berpikir yang tidak-tidak, sudah. Kamu kerja sana." Aku lihat Liza menarik tangan Arman dan membawanya masuk ke arahku. Ah ... Aku yang tadinya mengintip, segera berlari ke tempatku kerja lagi. Pura-pura menelfon Rizki.
"Nih Nez, cowok kamu! Pantesan wajahmu dari tadi gusar, karena cowokmu lagi menjemput si mantan tho? Tuh. dari tadi dia sewot." Liza mendorong Arman ke arahku yang masih asyik pura-pura telfonan.
"Nez ... Aku sudah balik. Aku membantu dia dengan cepat dan langsung balik. Sepanjang jalan aku juga tidak mengobrol dengan dia. Jika dia bertanya aku hanya jawab iya dan tidak. Gak ada yang lain. Sayang?" Arman berusaha memberi penjelasan yang bahkan aku tidak memintanya.
Aku akhirnya menutup telfon itu. Emang dari tadi pura-pura sih.