"Kuota aku habis, Mbak. Nih aku pakai telfon pulsa biasa Mbak. Bantuin aku dong. Aku sudah mau nangis ini. Aku mau gantiin uang bensinnya deh." Yeeee bukan itu dodol. Maksudku berat nih mau nolongin kamu, tkutnya pamrih dan ada udang dibalik batu.
"Oke tunggu dulu, aku akan mencoba berpikir dulu," jawabku. Dan menutup ponselku segera.
"Kenapa?" tanya Arman.
"Seperti yang kamu dengar, Nila motornya mogok. Agar bisa kerja, dia minta aku bantuin jemput dia," timpalku.
"Jangan kamu, masih kurang sehat. Suruh dia kasi alamat posisi dia dimana?" Enggak! Memangnya Arman mau ngapain?
Aku masih mencoba hubungi Ardy dan Liza. Mungkin mereka saja yang bantu. Pokoknya jangan aku apalagi Arman? Emang niat sih kalau itu.
"Jangan kamu. Biar aku saja gak apa. Aku gak mau kamu bantuin dia, Sayang. Nanti dia salah arti gimana?" Aku dan kekhawatiranku.