"Ya Mama harus berjuang, selalu melakukan yang terbaik dan mencintai Ronald serta menerima dia apa adanya. Aku buang dia? Banyak yang ngantri, jadi sayang-sayang juga. Hehehe. Sampai kami memiliki anak-anak yang lucu, semuanya mirip si Papa, jadi mulai berangsur-angsur berubah dan mulai meninggalkan semua keburukannya itu secara perlahan. Mama sangat senang dan mulai bersyukur sejak itu,"
"Artinya ... Mama selama pernikahan banyak merasakan luka batin dan perasaan Ma?" tuduhku.
"Iya begitulah, tapi Mama tetap bertahan karena Mama sudah cinta sama Ronald, menurutku. Royan banyak mewarisi sifat dari Mama juga, aku lihat dia sudah sungguh-sungguh mencintai kamu. Bahkan sampai bersumpah dimana-mana. Mama rasa kamu lebih beruntung daripada nasib Mama dulu."
"Maafkan Inez, Ma. Inez ... Masih seperti ini dan aku ... Masih belum bisa membuka hati." jawabku lesu sambil menunduk karena malu.
"Mama mengerti, semua sudah Mama serahkan kepada Royan," ucap Mama Micellin.