"Sejauh apapun jarak kita. Kita akan dekat dengan doa. Okey? Ingat aku minta balasan senyuman setiap saat, jika kamu masih menangis terus maka aku merasa gagal melakukan apapun untukmu. Aku hanya membuatmu menangis, tersenyumlah maka aku merasa diriku seorang lelaki yang berhasil." Aku pun tersenyum dengan guratan kesedihan yang tetap bergelayut.
{Cinta adalah perbuatan, kata-kata dan tulisan indah hanyalah omong kosong_Tere Liye}
Ini adalah kamu. Aku merasakan selama bersamamu, sedikitpun kamu gak pernah berubah. Meskipun aku sekarang bukanlah perempuan bebas yang bisa setiap saat kau pandang, kau ajak dan bahkan untuk kau sentuh. Sekarang yang ada hanya berjuang dengan sisa-sisa yang masih ada. Salam hangat dan salam perpisahan. Jarak Surabaya dan Malang akan kau lukiskan hari ini seiring dengan mengayunnya sebuah lambaian.
Mas Royan membuka pintu dan mulai masuk menemui aku.
"Kamu mau apa Sayang? Makanan ringan atau buah ini?" Aku menggeleng kepala.