"Permisi, aku datang Sayang," Liza tetiba hadir dan membuka pintu. Aku menatapnya sambil berkaca-kaca. Dia langsung berlari dan dengan perlahan memelukku yang sedang berbaring ini, dia turut menangis dan merasa sesak melihatku.
"Kok bisa jadi begini? Baru tadi pagi kita bersama, harusnya aku tidak mengizinkanmu pulang tadi pagi dan masih bersamaku," ucap Liza menyesali semuanya.
Dia membisikkan sebuah kata ditelingaku, "Arman masih meluncur kesini dari Malang. aku memberitahunya. Dia sangat sedih."
Liza lalu bangkit beralih meninggalkan posisinya yang tadi dekat denganku, dia lalu dia menyapa Mas Royan. Aku sangat senang mendengar kabar itu. Aku benar-benar menunggunya. Aku merasakan lebih baik ketika mendengar namanya. Andai kamu tetap pulang kesini dan sudah di kontrakan. Pasti kamu akan cepat sampai. Sayangnya kamu dari Malang, jadi aku harus sedikit bersabar menunggumu dan terbaring disini.
