"Ya, itulah namanya limited edition, makanya aku bilang aku juga bisa cintrong sama Yayangmu itu lho, kalau dia mau dan kamu bolehin, tapi sayangnya dia pasti kabur duluan jika aku nyatain cinta ke pacarmu itu. Hehehe." Aku senang Bang Benny sudah mulai bisa tertawa-tawa bersamaku.
"Jangan Bang, kalau tunanganku itu silahkan saja kalau Bang Ben mau, aku sih mau bunag dia, siapa-siapa saja yang mau ngantongin Mas Royan aku sangat berterima kasih." Aku menjawab dan sambil menyerahkan oleh-oleh khas Malang dari Arman.
"Aku mau juga yang itu, tapi dianya mau gak sama aku? Katamu dia playboy dulu? Berarti dia sukanya perempuan tulen. Masak iya bisa belok suka kepadaku? Kan gak mungkin?" kilah Bang Ben.
"Wkwkwk kayaknya iya Bang Ben. Penjelajah wanita mana mau pedang-pedangan. Hahaha, sudah ah lupakan kesedihan. Aku kesini mau menghibur Bang Ben? Mau kasih oleh-oleh dari Yayangku juga. Jangan sedih lagi," pintaku kepadanya sambil aku seruput kopi buatanku ini.