Aku tertawa dan mengangguk saja. Padahal tidak! Bukan kita. Ayu bukan siapa-siapa. Dia bukan orang yang menyayanginya. Kalau kamu masih mungkin, Liz karena sohib dan sudah jadi saudara kami, tapi sayang dalam bentuk persaudaraan. Hanya aku yang menyayanginya sebagai seorang lelaki. Dia impianku, dia harapanku, aku menyayanginya melebihi diriku sendiri dan tak ada yang bisa menggantikan atau menggesernya dariku. Apapun yang terjadi.