"Mas, jangan buat keributan Mas, aku gak suka. Mending pulang saja lah. Sudah malam juga. Aku takut terjadi hal buruk. Bagaimana kalau berurusan dengan polisi nanti?" paparku memegang erat lengannya.
"Aku tidak takut, dia harus disumpal mulutnya," gertaknya.
"Fredo! Sini bro! Aku ada perlu sama kamu, yuk kita ngobrol diluar saja, disini kurang bebas." Mas Royan mendatangi temannya bersama aku. jantungku sudah dag dig dug saja ini? Jelas akan ada baku hantam antara mereka. Aku pernah menyaksikan sendiri dia pernah duel dengan Arman. Mas Royan tidak main-main kalau urusan dengan sesama lelaki.
Teman Mas Royan itu menatapku terus dan sepertinya ada suatu tatapan aneh kepadaku.
"Bicara diluar? Untuk apa? Didalam lebih nyaman. Banyak hidangan dan suasana nyaman ber-AC." Selorohnya santai.
"Ada hal penting yang tidak boleh diketahui orang lain. Hanya aku dan kamu," jawab Mas Royan.
"Ooh ... Urusan antar lelaki, dia?" Temannya ini menunjuk aku.