"Iiiih ... Kamu otaknya beneran mesum! Pantes saja Laura jadi korbanmu. Gombalanmu tingkat dewa! Sekalian saja dua cewek di kolam tadi jadiin korban gombalanmu Mas,"
"Nah ... Cemburu nih kamu? Siniin bibir kamu. Sekali saja. Apa sama dengan yang di mimpimu itu?."
"Ih, kamu sudah gila!!!" Aku timpuk lagi pakai bantal dan aku lari meninggalkan kamar dia menuju kamarku.
Aku sudah merasa lari dengan kencang. Eh ... Aku sudah melihat kedua tangan kekarnya itu meraih pinggangku. Mau apa dia? Dia menarikku lagi dengan kuat.
"Mas, aku lapar. Lepaskan aku!" ucapku.
"Sssst ... Jangan teriak ya? Nanti mengundang sorotan lagi. Sini lah dulu. Aku kan masih kangen sama kamu, sebelum aku pergi berilah aku ciumanmu. Agar semangat berangkat dan bekerja disana,"
"iiiih, kan uda tadi aku cium pipimu,"
"Iya, aku kan sudah bilang makasi. Sekarang temani saja aku disini, aku sangat bahagia bila bersama kamu."
Dia memeluk aku dari belakang.