"Haha bercanda, kalau kabar itu membuatmu senang. Kamu harus mencium pipiku. Ini sungguhan. Kalau tidak ya abaikan saja,"
"Cepat!" teriakku.
"Mendadak ada tamuku yang datang ke kantor Surabaya ingin menemuiku urusan pekerjaan, jadi aku akan berangkat ke Surabaya malam ini, mungkin sampai besok aku kembali kesini?" ucapnya.
Aku tak dapat menyembunyikan ekspresi wajahku yang sangat sumringah sehingga mengembang senyuman dari bibirku ini.
Aku bagai lahan tandus yang kekeringan sekian tahun dan hari ini diguyur hujan mendengar kabar itu. Senyumku mengembang. Hatiku berbunga-bunga. Semua terasa segar. Aku teringat wajahnya seketika.
"Nah, benarkan kamu senang mendengarnya? Hum, nasib nih! Aku mau pergi kamu malah senang? Jahat kamu Sayang, kalau kamu ditakdirkan poliandri kamu gak adil, sama Arman lembut banget, sama aku jahatnya minta ampun! Dosa kamu!" protesnya.
