"Kenapa makin kesini kita semakin berlebihan? Aku takut gak bisa lepas darimu. Karena kita semakin intim Arman," celetukku membuka percakapan dengannya sambil terus berjalan.
"Aku sendiri juga gak tahu, aku juga tak dapat menghalangi niat itu kepadamu, apalagi melihat tubuhmu itu. Langsung runtuh pertahananku serta imanku ini. Aku kalah dengan nafsu dan gairahku sendiri terhadapmu. Memang benar harusnya seusia kita harus menikah, tapi itu tidak kita dapatkan," jelas Arman kepadaku. Kami masih berjalan bergandengan tangan menyusuri jalanan Mall indah dan sangat mewah ini.
"Bagaimana jika aku telah menikah nanti? Apa kamu bisa menahan hasratmu kelak? Aku pikir kamu bukan cowok yang mudah mencari ganti seorang perempuan" tanyaku menahan sakit sebenarnya.
"Entahlah, Nez ... Sepertinya setelah kamu menikah aku harus taubatan nasuhah dulu nih, lalu harus puasa selamanya untuk menundukkan nafsuku. Hahaha," dia menjawab sambil tertawa kecil kepadaku.