Aku menatap dia masih mencoba mencerna semua penjelasanku itu. Memang terdengar sangat aneh mungkin? Aku saja yang menjalani merasa sangat aneh dengan kejadian-kejadian diluar nalarku kemarin. Apalagi dia? Wajahnya nampak sangatlah kusut sejak tadi itu.
"Kamu masih ada yang mengganjal tidak? Tanyain sekarang. Aku gak mau kamu salah paham sama aku. Aku gak bisa bikin kamu sedih. Kamu sudah sangat membuat aku bahagia disetiap waktumu." Aku meraih tangannya dan menciumi punggung tangannya. Aku merasakan dia terluka akan kejadian kemarin. Aku tak kuasa meneteskan air mata pula, aku kuat karena dia kuat, kalau dia sedih begini aku juga ikut sedih.
"Kamu kok jadi menangis," Dia memeluk aku.
"Maafkan aku, aku bikin kamu sedih, tapi semua terjadi diluar kemampuanku,"