Terdengar suara teriakan Royan yang semakin lama semakin mendekat, wajah Inez juga langsung berubah. Aku?! Apalagi? Apa yang nanti akan aku jelaskan kepadanya bila melihat aku disini, sekamar dengan istrinya yang lagi hamil besar ini? Inilah yang aku pikirkan ternyata bisa saja terjadi? Dia langsung memunguti semua benda kenangan yang sempat ia keluarkan. Ia masukkan di kotak lagi dan dia sangat kebingungan harus berbuat apa, dia menyimpan kotak-kotak itu lagi ke tempat semula. Dia mendatangi aku dan pasti mengatakan sesuatu, memang dari raut mukanya sangat cemas dan khawatir. Diluar Royan masih memanggil nama Inez terus.
"Arman ... Ada dia, kita tidak ngapa-ngapain, kok?! Bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan?" ucapnya.
"Aku harus keluar sekarang juga. Harus bagaimana lagi mau menjelaskan juga tidak mungkin tetap akan menimbulkan kesalahpahaman. Kasihan kamu kasihan anak kalian yang di dalam perutmu," jawabku.