Nah itu dia Fiya telah datang, Ardy langsung berdiri agar Fiya mengetahui bahwa meja yang harus ia tempati adalah yang sudah ada Ardy disana. Aku di sini hanya sebagai obat nyamuk dan sebagai pengamat mereka berdua saja. Ardy nampak berbunga-bunga dan harapannya sangat besar kepada Fiya.
Meskipun bukan jaminan meskipun seorang perempuan sudah merasa dirinya tidak berharga karena sebuah kesalahan masa lalu, tidak berarti membuat mereka memilih pria secara sembarangan, justru mereka kadang lebih selektif dan lebih berhati-hati dalam memilih pasangan. Kadang juga ada yang semakin terpuruk dan semakin terjerumus merendahkan dirinya secara sembarangan, tapi kalau Fiya. Aku rasa itu tidak mungkin. Dia terlihat sekarang mempunyai prinsip.
"Assalamu'alaikum. Fiya, kamu dari rumah apa dari mana nih? Jadwal kuliah ada tidak? Memangnya Mas gak ganggu kamu, nih minta untuk datang ke sini?" Ardy mengulurkan tangannya.