Hari ini aku persiapan kerja seperti biasanya. Aku sudah agendakan semua acara kunjunganku kemana saja. Agar segera berangkat dan tidak menyita waktu lama lagi. Nila sedang mengetik untuk faktur dan penagihan ke beberapa costumer yang akan aku kunjungi. Jadi aku memang menunggu dia selesai, dan aku bawa berkasnya itu. Aku antara dia memang aku yang berusaha menghindari obrolan dengannya. Aku hanya menciptakan obrolan kerja saja. Jika dia sudah memulai membicarakan yang lain-lain, maka aku akan mengalihkan tetap ke pekerjaan saja.
"Aouwww ... Mas, aduuuuh kenapa, nih." Aku yang sudah bersiap menyelempangkan tasku karena hendak berangkat, mendengar Nila yang seketika berteriak itu membuat aku segera menoleh ke arahnya.
Dia kulihat telah meringkuk di lantai sambil memegang perutnya itu dengan kedua tangannya. Secara spontan pula aku mendekat ke arahnya dan menanyainya.
"Kamu kenapa, Nila?" tanyaku dan aku sedikit panik melihat muka dia yang memang sedang meringis kesakitan.