"Mas, aku minta waktumu beberapa hari ke depan kita harus mengunjungi kampung halamannya. Bagaimanapun bayi itu punya family dan kakek nenek. Kita harus mengenal keluarganya, meskipun harus menyembunyikannya. Kita harus mengenal mereka Mas," balasku.
"Aku tidak tahu, keputusanmu ini kebenaran atau kesalahan, Sayang. Disisi lain kamu ingin menolong dua nyawa, disisi lain kamu juga tak tahu bagaimana resiko mengambil jalan ini," ucap Mas Royan.
Mas Royan menarik lenganku dan membawaku naik ke kamar kami. Apa yang dia mau? Aku hanya mengikuti dia saja. Dan aku diam karena aku sudah menyampaikan ideku tadi. Di kamar dia menutup pintunya dan memeluk tubuhku erat.
"Kamu, terlalu baik Sayang. Aku tidak mau membesarkan anak orang lain? Sedangkan itu adalah anak haram? Aku tidak mau rumah ini, rumah tangga kita diisi dengan anak haram." Dia membisikkan kata-kata itu di telingaku.
