"AAaaaahhhh!!!" Aku merinding dibuatnya. Kakiku gemetar dan aku tak tahan untuk menggerak-gerakkan kaki ini karena terus mendapat gelitikan jarinya yang semakin cepat memainkan di area sana. Kami saling memainkan tempat rahasia masing-masing dengan tangan dan jari yang masing-masing kami miliki itu.
Mendesah ... Mendesis dan mengerang bergantian merasakan kenikmatan dan keindahan ritme bercumbu kami di sore hari. Aku selalu dia buat tak berdaya, tubuhku selalu lemas bila dalam permainannya itu.
"Lakukan sekarang, Sayang. Aku mau hamil denganmu," bisikku lagi. Sedangkan dia masih asyik bermain dengan tubuhku.
"Jangan pernah tinggalin aku, Sayang. Aku dan kamu harus selalu bersama." ucapku kepadanya.
"Aku tak mungkin meninggalkanmu, Sayang. Kamu adalah istriku dan aku sudah sangat-sangat mencintai kamu," bisiknya terbata-bata sambil mengolah nafasnya yang sudah tersengal-sengal itu.