Dia lalu membelakangi aku dan membiarkan aku menatap punggunya saja sekarang. Jahat kamu! Kenapa sekali saja aku tak boleh menatapmu sekarang? Apa karena aku sudah dinikahi laki-laki lain? Asal kamu tahu! Aku masih setia kepadamu dan aku akan berusaha agar tak disentuh dia demi kita!
"Sayang ... Kaukah itu?" Sapaku kepada pria itu.
"Ehm bau apa nih?" Dia itu malah mengendus-endua bahu kemejanya.
"Perasaan klienku tidak meminum alkohol. Kenapa bajuku bau ini?" Dia mengumpat sendiri.
"Sayang. Jangan jauh gitu dari aku. kemarilah, aku rindu kamu." Sial! Suaraku terlalu rendah, dia tidak mendengar suaraku karena dia sambil bersiul-siul. Sejak kapan Arman suka bersiul-siul, dia memang bisa tapi aku tak pernah lihat itu.
Aku mencoba bangkit dan berdiri. Mataku sedikit berkunang-kunang dan kepalaku sedikit berat, tapi aku sehat kok. Aku masih sadar. Aku ingin memeluk kekasih hatiku mumpung dia hadir disini, mumpung Mas Royan pergi keluar. Hihihi.