"Tiga : Aku patah hati karena pacarku ternyata penjahat dan kini aku merana," sahut Bang Benn sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Dia menangisi nasibnya itu sambil menggeleng-geleng kepala.
"Empat : Ardy hancur dan lara hati karena pengakuan Liza. Dia ambruk di kontrakanku, sampai gak bisa masuk kerja saking downnya. Seumur-umur aku baru melihatnya mabuk begitu," tambah Arman.
"Hari apa ya ini? Atau bulan apa ya? Kenapa kita semua serempak patah hati semuanya ya? Apa ini takdir Tuhan agar aku tidak sakit sendirian? Sehingga semua bareng-bareng tersakiti dan sama-sama merasakan?" Aku mencoba bercanda meskipun itu tidak lucu.
"Entahlah ... Sepertinya aku yang paling getir dan pahit perjalanan cintanya, mana pernah dapat cinta. Hanya tepuk sebelah tangan terus. Wkwkwk. Nasib parah bener dah," Liza masih berusaha mengusap bulir-bulir kecil yang mulai nampak luruh di kedua sudut matanya, tapi dia tetap berusaha tegar.