Liza pun tahu semua karena dari awal tadi aku sudah menceritakan kejadian kemarin sampai tadi pagi kepadanya. Liza pun geleng-geleng kepala mendengar semuanya. Dia juga merasa buntu kali ini. Kami berempat seperti biasa bersama-sama keluar kantor untuk ke tempat parkir dan siap pulang.
"Mas Arman! Tunggu," suara Nila menghentikan langkahku. Dia juga diiringi teman-teman trainingnya itu.
"Mas Arman sudah gak boleh pulang dan berangkat kerja bareng Mbak Inez, Mbak Inez kan milik orang lain?" Dia lagi. Hhhrrrrrrr. Pengen aku tonjok tapi perempuan. Sok jadi Ayahku nih anak.